Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Berfokus dan Bergantung pada Allah

Matius 4:1-11 

Berpuasa dalam jangka waktu cukup lama tentu dapat membuat kondisi fisik manusia menurun. Tidak terkecuali dengan Tuhan Yesus. Dalam kondisi yang demikian, Ia diperhadapkan pada serangan Iblis.

Iblis mencobai Yesus dengan meminta Yesus mengubah batu menjadi roti. Iblis tahu itulah yang dibutuhkan oleh Yesus setelah 40 hari 40 malam berpuasa, yaitu memenuhi kebutuhan fisik-Nya (2). Melalui pencobaan ini Iblis ingin mengalihkan Yesus dari hal-hal rohani kepada hal-hal jasmani. Iblis juga ingin agar Yesus berusaha memenuhi kebutuhan-Nya dengan bergantung pada kekuatan-Nya sendiri dan bukan pada Allah.

Namun, Tuhan Yesus tidak terkecoh dengan semua itu. Ia tetap bergantung pada Bapa-Nya dan tidak menuruti perkataan Iblis. Ia menjawab tantangan dan mematahkan serangan Iblis dengan firman Tuhan. Ia menegaskan kepada Iblis bahwa hidup dan mati manusia tidak ditentukan oleh kebutuhan fisik, melainkan oleh Allah, Sang Pemberi dan Pemelihara Hidup.

Melalui perikop ini, kita belajar bahwa Iblis selalu berusaha menjauhkan kita dari Allah. Iblis mengalihkan pikiran kita dari hal-hal rohani kepada hal-hal jasmani. Iblis memanfaatkan materi dan kekhawatiran hidup.

Iblis sering mengacau ketika kita sedang menyenangkan Allah. Misalnya, Iblis membujuk kita untuk mengikuti pertemuan bisnis ketimbang beribadah, menonton acara televisi ketimbang mendengarkan firman Tuhan, dugem sampai pagi ketimbang melakukan saat teduh. Pada akhirnya, kita kehilangan momen bersama Tuhan. Kita tidak bisa menikmati firman-Nya, sehingga tidak lagi peka mendengar suara-Nya.

Kita sering bertindak salah karena memakai cara kita sendiri. Kita mengambil jalan pintas agar bisa lepas dari kekhawatiran dan menyelesaikan persoalan hidup dengan cara kita sendiri. Kita makin menjauh sehingga tidak lagi bergantung pada Dia. Mari kita mengarahkan pikiran dan hati kita kepada Allah dan tetap bergantung pada-Nya dalam menghadapi segala tantangan. Di Tahun ini kita masih tetap hidup dalam bayang bayang kesuraman dan ketakutan. Berfokuslah dan bergantung kepada Allah. Amin
Share:

Orang Percaya Harus Punya Visi

Baca: Amsal 29:18-27

"Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat." (Amsal 29:18)
Memasuki tahun yang baru pastinya kita sedang kembali pada visi awal kita dan melanjutkan visi kita di tahun yang lalu. Visi adalah hasil dari pergumulan kita pribadi dengan Allah. Apa sebenarnya yang Allah ingin perbuat untukku di tahun yang baru. 
Dalam hidup Kristen, antara visi dan keinginan atau cita-cita itu jelas sangat berbeda. Visi itu berbicara tentang sesuatu yang Tuhan taruh dalam hidup kita, karena Tuhan tahu apa yang terbaik bagi hidup kita. Kalau keinginan dan cita-cita itu datang dan timbul dari diri sendiri, sedangkan visi diperoleh dari doa kita kepada Tuhan dan jawaban Tuhan atas ketaatan kita melakukan kehendak-Nya. Maka kita harus lebih bersungguh-sungguh mencari kehendak Tuhan, melatih kepekaan untuk mendengar suara Tuhan melalui persekutuan yang karib dengan-Nya, sebab "TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka." (Mazmur 25:14).

Visi mendorong kita untuk memiliki prioritas-prioritas dan membuat pilihan-pilihan hidup yang benar; visi mendorong kita untuk memiliki semangat dan motivasi yang lebih lagi dalam melakukan segala sesuatu. Bisa dikatakan bahwa visi sangat menentukan arah hidup seseorang. Karena mengerti dan memahami visi yang Tuhan taruh dalam hidupnya, rasul Paulus berkomitmen: "...aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus." (Filipi 3:13-14).

Ada banyak orang Kristen tak mampu melihat visi Tuhan dalam hidupnya. Terlihat dari cara hidup mereka dalam mengerjakan perkara-perkara yang tidak ada greget sama sekali! Tidaklah mengherankan jika kehidupan rohaninya tidak mengalami kemajuan yang berarti, "Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras." (Ibrani 5:12).

Tuhan Yesus telah berfirman, "Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu." (Yohanes 14:12). Kuasa Tuhan akan dinyatakan dengan luar biasa kepada setiap orang percaya yang mau melangkah untuk mengerjakan panggilan Tuhan.
Sudahkah hidup mu di tunjukkan Tuhan Untuk lebih terarah dan  tertuju kepada visiNya. 
Jangan sia-siakan visi yang Tuhan taruh dalam hidup ini, melainkan kerjakan itu dengan roh yang menyala-nyala! Amin.
Share:

Bermegah dalam Tuhan

Mazmur 20:1-10
"Kiranya diberikan-Nya kepadamu apa yang kau kehendaki dan dijadikan-Nya berhasil apa yang kaurancangkan." (Mazmur 20:5)
Empat hari sudah kita memasuki i tahun yang baru: 2021. Dalam  tahun yang baru ini semua orang pasti membawa segudang angan-angan, keinginan, harapan dan cita-cita yang mungkin sempat tertunda dan belum mampu diraih di waktu lalu, serta bertekad mewujudkannya di tahun ini. Tetapi bila melihat fakta yang ada, banyak orang bersikap skeptis dengan pikiran-pikiran negatif yang berkecamuk, "Keadaan sekarang terasa amat berat, sulit diprediksi dan serba tidak pasti. Sanggupkah aku menjalaninya?"

Sebagai orang percaya, haruskah kita bersikap pesimistis, kuatir dan terus dihantui ketakutan menghadapi hari esok? Ingat pengalaman Ayub, "Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku." (Ayub 3:25). Alkitab memperingatkan: "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2). Kita harus memiliki pola pikir dan cara pandang yang berbeda dengan orang-orang dunia. Meski dunia dipenuhi dengan ketidakpastian dan semakin tidak baik keadaannya, kita harus tetap berpikiran positif dan optimistis karena kita mempunyai alasan yang kuat untuk bermegah. Bermegah berbeda dengan sombong. Sombong adalah salah dalam bermegah.

Dalam hal ini kita bermegah bukan karena kekuatan, kemampuan, kepintaran, harta kekayaan, kedudukan, koneksi, popularitas, atau segala hal yang ada di dunia ini, "Orang ini memegahkan kereta dan orang itu memegahkan kuda, tetapi kita bermegah dalam nama TUHAN, Allah kita." (ayat 8). Tuhan-lah yang menjadi alasan untuk kita bermegah. Kita bermegah karena janji penyertaan-Nya, "...Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:20b), dan kita bermegah karena Dia turut bekerja dalam segala perkara, sehingga kita dapat berkata: "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:13).

Bermegah di dalam Tuhan adalah kunci menghadapi tahun 2021! 
Jadikan hidup mu senantiasa bermegah dalam Tuhan. Amin
Share:

Hati yang Baru

"Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat." (Yehezkiel 11:19)

Sesuatu yang baru biasanya diharapkan kualitasnya yang baik. Barang lama yang baik lebih baik dari barang baru yang kualitasnya buruk.
Setiap hari adalah hari yang disebut baru walau keadaan yang membentuknya adalah sama, yaitu matahari yang terbit di timur yang secara perlahan beredar ke barat.
Manusia disebut baru jika pengalaman dan waktunya adalah pertama atau belum lama terjadi. Jika sudah lama, ia tidak akan lagi disebut baru. Manusia tidak akan pernah selalu baru keadaannya, ia hanya baru untuk waktu sesaat.
Tahun baru adalah waktu yang hanya mengacu pada satu hari, yaitu hari pertama - tanggal satu - pada bulan pertama - Januari - setiap tahunnya, ditambah hari-hari yang masih tidak jauh dari itu untuk berziarah.

Hati yang baru adalah hati yang bisa terus baru dan tidak pernah menjadi tua, yaitu hati yang taat; taat kepada Allah.

Jika hati tidak baru, ia membuat segalanya menjadi tidak baru sebab hati adalah yang mempertemukan manusia dengan segala sesuatu di dunia ini. Segala sesuatu ditanggapi oleh hati, hati yang memberinya nilai dan hati yang membentuknya.

"Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya." (Galatia 6:15)
Bagaimana dengan anda. Sudah dua hari kita masuki di tahun 2021, sudahkah kita tetap merasakan baru? Gbu. Amin
Share:

Akhir yang Lebih Baik

"Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati." (Pengkhotbah 7:8)

Semua ada permulaannya dan semua ada akhirnya. Dimulai dari lahir berakhir mati, dimulai dari bibit berakhir ketika dihidangkan menjadi sajian di meja makan, dimulai dengan belajar abjad selesai ketika menjawab soal-soal ujian untuk beranjak ke jenjang yang lebih tinggi. Waktu menilai hasil pekerjaan lebih baik dari pada ketika baru menyadari tanggung jawab. Orang bertanggungjawab itu baik.

Hanya Tuhan yang tidak ada awal dan akhirnya, sebab Ia itu dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Tuhan akan terus menjadi pusat kehidupan di dunia ini selama kehidupan itu masih diperkenankan-Nya tetap ada.

Mari bicara tentang kehidupan. Ketika dimulai: ia disayangi, diberi perhatian, dibentuk melalui berbagai didikan, dan sebagainya. Ketika ia sudah matang: ia menyayangi, ia memberi, dan ia membentuk, ketika sudah tua: ia disayangi dan diteladani.

Akhir kehidupan adalah kematian, tetapi tidak otomatis bahwa kematian adalah lebih baik dari kelahiran. Pada saat akhir, termasuk pada kehidupan, akan diberi nilai untuk semua yang telah terjadi. Jika ia panjang sabar (sesuatu yang baik) berarti bahwa baginya, akhir itu lebih baik sebab tanggung jawabnya diselesaikan dengan baik dan kalau tidak demikian hidupnya tidak berarti.

Akhir tahun hanya lebih baik dari permulaan Tahun jika tahun itu sudah menjadi tahun yang telah dilalui secara bertanggung jawab.

"TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah." (Mazmur 14:2)
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.