Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Curahkan Saja kepada Tuhan

 Mazmur 13:1 6

Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah Mu terhadap aku?
 Mazmur 13:2

Rasa kuatir yang kita rasakan, membuat capek seseorang. dan berkata, capek Sampai kapan? Itulah seruan seruan jujur dari mereka yang mengikut Tuhan. Tidak mudah. Berdarah darah. Melelahkan. Hampir menyerah. Dan banyak di antara kita akhirnya berbincang lama. Dan tidak bisa menjawab semua pertanyaan mereka. Namun, firman Tuhan mengingatkan kepada peristiwa Daud juga pernah alami hal yang sama: Berapa lama lagi, Tuhan…? Itu ungkapan jujur dari Daud, seorang yang dekat dengan Tuhan. Daud mengasihi Tuhan tetapi ia mengalami juga apa itu putus asa dan bagaimana rasanya hidup dalam tekanan. Sampai ia bertanya, Berapa lama lagi? Sampai kapan, aku terlupakan begini? Kapan Engkau menjawab, Tuhan?

Ikut Tuhan tidak seperti masuk jalan tol yang kencang melaju tanpa hambatan. Ikut Tuhan kadang seperti naik odong odong, cuma gitu gitu aja dan di situ situ aja, harus bayar lagi. Ikut Tuhan kadang seperti naik roller coaster, rasanya jantung mau copot. Ikut Tuhan kadang seperti naik sepeda butuh keseimbangan dan stamina. Jangan menyerah! Kita tidak sendirian, Daud sudah mengalaminya dan ia tahu apa artinya tak berdaya.

Namun Daud tak menyerah, ia tak berhenti di tengah jalan. Daud tetap ingat Tuhan. Mazmur 16:11 jadi bukti keyakinannya kepada Tuhan saat berkata, Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan, di hadapan Mu ada sukacita berlimpah limpah, di tangan kanan Mu ada nikmat senantiasa. Daud percaya meskipun jalan ikut Tuhan penuh tantangan, Dia akan menyatakan jalan Nya yang berujung pada sukacita sehingga ia bisa menikmati hidup. Semua ini mungkin karena kasih setia dan kebaikan Tuhan selalu ada bagi dirinya (ay. 6).

Praktikkan itu dulu ya, man teman. Curahkan saja seluruh keresahan, kegelisahan, kegalauan, kepedihan, kesusahan, dan kesedihan yang ada di hati kita kepada Tuhan Yesus. Mari kita menutup hari ini dengan menyampaikan unek unek Anda kepada Tuhan. Berdoa, menyisihkan waktu berdua saja dengan Yesus dalam pujian dan pembacaan firman. Sampaikan apa yang menjadi kekhawatiran Anda. Lepaskan kesusahan hati Anda. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.

Selamat menutup hari dengan mengobrol dan mencurahkan seluruh perasaan Anda kepada Nya. Yesus selalu siap mendengar dan menolong Anda.

Refleksi diri:

Kapan terakhir kali Anda mengajukan pertanyaan yang sama seperti Daud, Berapa lama lagi, Tuhan? Apa yang Anda lakukan?

Apakah saat itu Anda sudah curhat kepada Yesus? Bagaimana jika satu saat Anda menghadapi situasi yang sama?



Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Merespon Kasih Tuhan

Mazmur 117:1 2

Sebab kasih Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama lamanya. Haleluya!
 Mazmur 117:2

Ingat kasih Nya, ingat kebaikan Nya, dan anugerah Nya selamatkanku, sebab kasih Nya setinggi langit. Cuplikan lirik lagu tersebut mengajak kita agar selalu mengingat kasih dan kebaikan Tuhan kepada kita. Kita ditebus dan diselamatkan, bahkan masih bisa hidup sampai hari ini dalam kecukupan karena anugerah Nya. Pemazmur mengajak kita untuk memuji Tuhan dan memegahkan Tuhan (ay. 1). Mengapa? Karena kasih Nya hebat atas kita dan kesetiaan Tuhan untuk selama lamanya (ay. 2).

Hati pemazmur berlimpah dengan pujian dan syukur yang keluar dari lubuk hati yang terdalam. Rasa syukur itu keluar dari sanubari pemazmur yang mengasihi Tuhan sehingga perkataan, perbuatan, dan seluruh aspek hidupnya diubahkan Nya. Pemazmur tidak berhenti sebatas memuji dan bersyukur, tapi juga rindu menyaksikan dan menceritakan kasih Tuhan kepada orang lain. Ia menceritakan segala kebaikan yang telah diterimanya dari Tuhan. Pemazmur bersemangat menyampaikan apa yang sudah dialaminya bersama Tuhan kepada orang orang yang belum merasakan kasih besar Allah.

Nah, bagaimana dengan kita? Kita pun telah mengalami kasih Tuhan dengan sangat luar biasa dalam hidup kita. Yesus Kristus rela mengorbankan nyawa Nya menebus kita, mengampuni kesalahan kita, membebaskan kita dari segala kutuk dosa dan mengangkat kita menjadi anak anak Nya (Yoh. 1:12). Belum lagi kebaikan, kemurahan, kesetiaan, pemeliharaan, dan perlindungan Tuhan atas kita sungguh tiada terbilang (Ef. 3:18). Namun, seringkali kita kurang menyadari dan mensyukurinya. Yang kita ingat hanyalah besarnya masalah dan kesulitan yang kita alami. Masalah dan kesulitan yang ada ibarat tembok tebal yang menghalangi dan menutupi pandangan mata kita untuk melihat kebesaran kasih Tuhan.

Marilah kita berkomitmen, seperti ajakan pemazmur, untuk selalu mengingat dan merespons kasih Tuhan kepada kita. Latihlah kebiasaan memuji, memuliakan, dan berusahalah menyaksikan kasih Tuhan kepada orang lain di mana pun kita berada dan kapan pun kesempatan itu ada. Kasih Tuhan Yesus sungguh besar telah kita alami. Jangan disimpan di dalam hati saja, ayo sebarkan kasih Nya kepada mereka yang belum merasakan kasih Tuhan nan ajaib dan hebat!

Refleksi diri:

Apa bukti dari kasih Tuhan yang hebat yang pernah Anda alami dalam kehidupan Anda?

Apa yang ingin Anda lakukan untuk menyampaikan kasih Allah yang hebat kepada sesama?



Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

HINDARI SIKAP TAMAK

 

Lukas 12:13-21

Kata-Nya lagi kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan ....” (Luk. 12:15)
Tak pernah puaskah kita dengan gaji yang didapatkan? Sulitkah kita mensyukuri berkat yang Tuhan berikan? Apakah kita merasa tidak rela berbagi dengan orang lain? Jika jawabannya adalah ya, maka kita perlu merenungkan baik-baik firman Tuhan dalam renungan hari ini.
Apa yang salah dengan orang kaya dalam perumpamaan Yesus? Bukankah ia punya rencana strategis, mau kerja keras membangun lumbung, dan visioner? Semua itu tentu baik. Salahnya adalah karena ia “... orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, ...” (Luk. 12:21). Ia menimbun kekayaan untuk dinikmati sendiri, melupakan orang yang membutuhkan, dan bergantung pada kekayaannya itu, bukan bergantung kepada Tuhan. Di sinilah kekayaannya menjadi salah. Perumpamaan ini merupakan teguran bagi seorang yang ingin mendapat warisan. Orang itu sedang berkonflik dengan saudaranya dan meminta Yesus membelanya. Motivasinya dapat dilihat oleh Yesus, yaitu bahwa ia tamak. Ia ingin mendapatkan apa yang semestinya bukan bagiannya. Sifat tamak itu yang hendak diperbaiki oleh Yesus.
Youth, ketika kita bekerja, ada hasil dari pekerjaan itu, entah itu gaji atau insentif. Atau, ketika kita berwirausaha, ada keuntungan yang kita peroleh. Semua itu adalah berkat yang berasal dari Tuhan. Karena itu, hidup kita bergantung kepada Tuhan, Sang Sumber Berkat, dan bukan pada berkat itu sendiri. Lagi pula, berkat yang Tuhan berikan kepada kita itu tentunya juga menjadi kepercayaan bagi kita untuk berbagi dengan sesama yang membutuhkan.
1. Apa sebutan Allah bagi orang kaya dalam perumpamaan itu?
2. Sudah tepatkah sikap kita terhadap berkat Tuhan?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

HUT GKKK Tepas ke 43





































 

Share:

Menguji diri supaya Tahan

2 Korintus 13:1 10

Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.
 2 Korintus 13:5


Sepenggal lirik lagu berbunyi: 

Ujilah aku Tuhan. 
Cobalah aku Tuhan.
 Selidiki batinku dan hatiku.
 Mataku tertuju pada Mu.

Aku cinta pada-Mu Tuhan
Aku rindu hadirat-Mu Tuhan
Aku ingin selalu dekat pada-Mu
Menikmati kehadiran-Mu

Reff.
Kunyanyi Hosana
Bagi rajaku yang duduk di Tahta
Aku muliakan dan kuagungkan
Kau layak disembah
Kunyanyi Hosana
(Kunyanyi Hosana)
Bagi rajaku (bagi rajaku)
Yang duduk di tahta
Aku muliakan dan kuagungkan
Kaulah yang disembah

Lirik lagu diatas mengingatkan kita akan pesan firman Tuhan hari ini tentang pentingnya menguji diri sendiri sebelum diuji oleh Tuhan.

Jemaat di Korintus banyak membuat Paulus susah. Di satu sisi mereka menunjukkan semangat dan kegairahan rohani akan karunia karunia Roh Kudus. Namun di sisi lain, mereka memiliki kehidupan moral yang sangat duniawi. Itu sebabnya Paulus mendesak mereka untuk menyelidiki diri sendiri. Bukan saja sekedar tahu banyak tentang doktrin yang benar, melainkan mereka harus menghidupi kebenaran tersebut. Mereka terpukau dengan kuasa dan kekuatan Kristus tetapi tidak terkesan dengan kasih dan kelembutan Nya. Maka Paulus menantang mereka ujilah dan selidikilah diri sendiri. Perhatikan, kalimat tantangan ini berbentuk imperatif (bersifat memerintah), saat ini waktu sekarang, yang menunjuk pada sebuah tindakan menguji diri secara berulang ulang dan terus menerus. Jadi, Paulus meminta jemaat Korintus untuk saat ini segera menguji diri, jangan ditunda tunda.

Apa yang harus mereka uji? Pertama, apakah mereka tetap tegak di dalam iman di tengah kehidupan moral yang semakin bobrok? Betulkah mereka masih termasuk anggota dari kawan kawan seiman? (bdk. Gal. 6:10; Kis. 6:7; 14:22). Kedua, benarkah Yesus Kristus ada di dalam diri mereka? (bdk. Rm. 8:10; Gal. 2:20; Kol. 1:27). Jika benar Kristus ada di dalam mereka maka mereka akan hidup dalam kebenaran karena Kristus. Dari kedua hal uji ini, hasil akhir yang diharapkan adalah supaya mereka tahan uji di dalam menghadapi ujian hidup. Perlu diingat, ujian tersebut tidak akan melampaui kemampuan mereka sebab mereka dapat memahaminya sepenuhnya.

Tidak ada pengetahuan yang lebih penting bagi kita sebagai orang percaya Kristus selain memiliki kepastian bahwa kita sudah memiliki hidup yang kekal (1Yoh. 5:13). Oleh sebab itu, kita juga harus menguji diri kita sendiri untuk memastikan apakah kita sungguh sungguh sudah percaya kepada Yesus Kristus dan benarkah Dia ada di dalam diri kita?

Refleksi diri:

Apakah Anda pernah menguji diri sendiri untuk mengetahui kondisi iman dan kerohanian Anda? Bagaimana hasilnya?

Apa yang Anda lakukan untuk membenahi/meningkatkan kondisi iman dan kerohanian Anda?


Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19



 

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.