Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

MENDENGARKAN PENGUJI

 Gema suara Illahi

Yeremia 6:20-30

“Aku telah mengangkat engkau di antara umat-Ku sebagai penguji, engkau harus tahu bagaimana menyelidikinya dan harus menguji tingkah laku mereka.” (Yer. 6:27)

Dosen penguji skripsi adalah dosen yang ditugaskan oleh kampus untuk menguji skripsi mahasiswa. Dosen penguji skripsi bertugas untuk menguji tingkat penguasaan mahasiswa atas skripsinya, mengevaluasi naskah skripsi, memberikan masukan perbaikan, dan memberikan penilaian. Dosen penguji terkadang menjadi salah satu sosok yang dihindari mahasiswa. Namun, sebetulnya, keberadaan dosen penguji skripsi penting demi memastikan mahasiswa mengerjakan tugas akhirnya itu dengan baik.

Di dalam teks Alkitab hari ini, Tuhan menempatkan Yeremia sebagai penguji bagi bangsa Israel. Kata “penguji” dalam bahasa Ibrani digunakan terkait dengan pengujian logam mulia melalui peleburan. Tugas Yeremia tidak hanya menguji tingkah-tingkah umat Allah, kemudian melaporkannya kepada Allah. Ia juga mencoba “meleburnya”. “Meleburnya” di sini memiliki arti menolong kehidupan umat agar seturut firman Tuhan. Sayangnya, umat Israel tidak berhasil diuji dan dilebur. Mereka menjadi seperti perak yang tidak murni yang ditolak. Akibatnya, mereka harus menanggung konsekuensi dari perbuatan mereka. Bangsa lain kemudian menyerbu dan menghancurkan bangsa Israel.
Sepenggal lagu ... Ujilah aku Tuhan
 Kaulah yang layak terima pujian kami ya Tuhan
Oh Kau ditidikan
Oh-oo
Ujilah aku Tuhan
Cobalah aku Tuhan
Selidiki batinku dan hatiku
Mataku tertuju pada-Mu
Aku cinta pada-Mu Tuhan
Aku rindu hadirat-Mu Tuhan
Aku ingin selalu dekat pada-Mu
Menikmati kehadiran-Mu

Pembaca yang berbahagia, Tuhan juga menempatkan penguji seperti Yeremia di sekitar kita. Mereka adalah orang-orang yang hadir untuk menolong kita agar kita dapat berjalan seturut dengan kehendak Allah. Mereka mengingatkan dan menguji kita. Mari kita berjuang untuk tidak menolak penguji yang Tuhan tempatkan di sekitar kita. Sebaliknya, mari kita belajar untuk berjalan seturut kehendak Allah melalui kehadiran mereka.

1. Apakah tugas Yeremia sebagai penguji bagi bangsa Israel?
2. Bagaimanakah kita memaknai kehadiran penguji-penguji yang Tuhan tempatkan di sekitar kita?

Pokok Doa: Kerendahan hati untuk menjalani pembelajaran dari Tuhan.




Jangan lupa tetap prokes ya, pakai masker, cuci tangan dan selalu hormati orang lain dan jaga kesehatan. Kàrena covid 19  blum hilang. Gbu.

Share:

Panggilan Menjadi Murid

Menjadi Murid Kristus
Matius 4:18-22

Yesus berkata kepada mereka: Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia. Matius 4:19

Amanat Agung yang disampaikan Tuhan Yesus sesaat sebelum naik ke sorga, menitikberatkan kepada setiap orang Kristen untuk melakukan pemuridan (Mat. 28:19). Pergi, baptis, dan ajarlah adalah suatu amanat yang harus dilakukan setiap orang yang percaya untuk menjadi murid Kristus. Yesus melibatkan manusia dalam meneruskan karya Allah di dunia ini. Allah memakai manusia untuk memberitakan kabar baik, melaksanakan sakramen baptis, dan mengajar kebenaran firman Tuhan kepada mereka yang mau percaya kepada-Nya.

Perikop hari ini menceritakan pemanggilan pertama murid-murid Yesus. Menjadi murid Yesus, bukanlah inisiatif manusia, melainkan inisiatif Tuhan.
Tidak ada di antara keempat murid Yesus ini, Simon, Andreas, Yakobus, dan Yohanes, yang mengajukan dan menawarkan diri, Yesus, ini kami, terimalah jadi murid-Mu. Yesus-lah yang terlebih dahulu memanggil, Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan kujadikan penjala manusia. Ikutlah Aku adalah sebuah panggilan kepada mereka untuk hidup lebih dekat di dalam persekutuan dengan Yesus. Panggilan ini mengantarkan mereka untuk hidup bersama Yesus sehingga dapat dididik sebagai murid agar kelak dapat meneruskan karya-Nya.

Keempat murid Yesus ini berprofesi sebagai nelayan, menjala ikan merupakan pekerjaan mereka sehari-hari. Di dalam kalimat kamu akan kujadikan penjala manusia, Yesus sedang memanggil mereka untuk berubah dari profesi mereka sekarang menjadi penjala manusia. Mereka dipanggil untuk sebuah tujuan mulia, yaitu memenangkan jiwa-jiwa yang terhilang bagi Tuhan. Respons mereka terhadap panggilan Yesus adalah mengikut Yesus dan meninggalkan pekerjaan mereka. Meninggalkan pekerjaan menggambarkan suatu wujud hidup yang mau mengutamakan Tuhan di atas segalanya. Mereka kelak akan menggetarkan dunia, bagaimana dari seorang nelayan, pekerja kasar dan tidak berkedudukan di masyarakat, di tangan Yesus diubahkan dengan dididik, lalu dipakai untuk menyelamatkan jiwa banyak orang.

Melalui perenungan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa menjadi murid itu bukan masalah latar belakang atau kemampuan kita. Menjadi murid adalah soal respons panggilan kita terhadap panggilan Tuhan. Panggilan yang begitu mulia karena kita dipersiapkan untuk menjadi rekan sekerja Allah dalam memenangkan dunia bagi-Nya. Saat Tuhan Yesus memanggil, Dia juga akan mempersiapkan Anda dengan cara-Nya sendiri, sehingga Anda dapat menjadi berkat bagi dunia.

MENJADI MURID KRISTUS BUKANLAH MASALAH KEMAMPUAN, MELAINKAN MASALAH RESPONS TANGGAPAN ANDA ATAS PANGGILAN TERSEBUT.




Jangan lupa tetap prokes ya, pakai masker, cuci tangan dan selalu hormati orang lain dan jaga kesehatan. Kàrena covid 19  blum hilang. Gbu.

Share:

Tuhan Maha Tahu kita Sok Tahu.

Salom gimana kabarnya hari ini, sehat pastinya bukan, selamat berkarya dan selamat beribadah. 

Amos 1:3 2:3

Jika engkau memang menindas mereka ini, tentulah Aku akan mendengarkan seruan mereka, jika mereka berseru seru kepada Ku dengan nyaring.
— Keluaran 22:23

Judul di atas adalah slogan yang berkali kali diucapkan guru agama saya sewaktu SMP dan saya pikir sebuah slogan yang tepat untuk memulai pembacaan kita terhadap kitab Amos. Tuhan mengatakan bahwa Dia akan menjatuhi hukuman hukuman yang mengerikan kepada bangsa bangsa, bahkan termasuk umat Nya sendiri. Inilah kadang kala penyebab munculnya pemikiran, Kok Tuhan di Perjanjian Lama beda banget dengan di Perjanjian Baru? Slogan guru agama saya sepertinya tepat menjawab pertanyaan tersebut.

Cobalah merenungkan perikop yang kita baca hari ini. Apa yang disampaikan Nabi Amos tentunya lebih mengerikan daripada film film thriller seperti Saw dan Final Destination. Ada Kerajaan Damsyik yang mengirik orang dengan besi (ay. 3), Gaza dan Tirus yang melakukan perbudakan (ay. 6; 9), Edom yang menghabisi bangsa yang sebenarnya satu nenek moyang dengannya (ay. 11), Amon yang membelah perut ibu ibu hamil (ay. 13), dan Moab yang bahkan tidak berbelas kasihan dengan mayat (Am. 2:1)—pada zaman itu, membakar mayat bukan dianggap hal yang wajar tetapi merupakan sebuah penghinaan terhadap jenazah tersebut.

Oh, ternyata itu alasan Tuhan terlihat begitu kejam. Bukan karena Tuhan adalah Tuhan yang haus darah, melainkan karena Dia berbelaskasihan kepada korban dari kekejaman kekejaman tersebut. Bangsa bangsa yang disebutkan pada ayat ayat di atas adalah kerajaan kerajaan berlimpah. Namun, kelimpahan yang mereka miliki diperoleh karena menindas dan memperbudak kerajaan kerajaan yang lebih lemah.

Di dalam hidup ini, orang percaya sekalipun dapat berbuat seperti bangsa bangsa pada bagian ini. Menindas orang lain demi keuntungan pribadi. Contohnya, bagaimana kita memperlakukan pegawai pegawai kita? Tanpa disadari, mungkin kita menindas mereka ketika kita tidak memberikan salary yang memadai demi kepentingan bisnis. Atau, kita hanya memberi asisten rumah tangga kita mie instan (itu pun yang sudah hampir kadaluarsa) untuk makan sehari hari demi penghematan. Inilah bentuk penindasan zaman modern. Terlepas dari apa pun keyakinan mereka, Tuhan Yesus tidak akan membela para penindas.

Refleksi diri:

Bagaimana Anda memperlakukan orang orang yang lebih lemah (bawahan di kantor, asisten rumah tangga, dll.) daripada Anda?

Apakah mereka bisa melihat belas kasih Kristus melalui diri Anda atau justru sosok penindas?


Jangan lupa tetap prokes ya, pakai masker, cuci tangan dan selalu hormati orang lain dan jaga kesehatan. Kàrena covid 19  blum hilang. Gbu.
Share:

SABAT

Salom gimana kabarnya hari ini, sehat pastinya bukan, selamat berkarya dan selamat beribadah. 

Lukas 13:10-17
“Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah.” (Luk. 13:13)

Di dalam salah satu kelas katekisasi salah seorang katekisan pernah bertanya, “Apakah kita boleh melakukan kegiatan di hari Sabat? Bukankah ada perintah Tuhan untuk mengingat dan menguduskan hari Sabat?” Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang tidak hanya timbul di benak katekisan. Dalam berbagai kesempatan, pertanyaan ini juga pernah ditanyakan oleh anak Sekolah Minggu, pemuda, bahkan orang dewasa. Lalu pertanyaannya, bagaimanakah seharusnya sikap kita?

Di dalam Lukas 13:10-17 kita juga diajak untuk melihat bahwa pertanyaan itu juga merupakan salah satu pertanyaan di masa Yesus. Yesus, di dalam kisah Alkitab, menyembuhkan orang pada hari Sabat. Satu hal yang dilarang di masa itu oleh orang-orang Yahudi terkait dengan beraktivitas di hari Sabat. Orang Yahudi memang punya aturan yang ketat terkait hari Sabat karena berhubungan dengan hukum Taurat mengenai “ingat dan kuduskanlah hari Sabat”. Lalu mengapa Yesus melanggar hukum Taurat? Sebetulnya, apa yang dilakukan oleh Yesus bukanlah melanggar hukum Taurat. Yesus justru ingin mengingatkan kepada orang-orang di rumah ibadat bahwa yang utama dari mengingat dan menguduskan hari Sabat adalah melakukan tindakan yang memuliakan Allah. Maka, bukan aturannya, melainkan tindakan yang memuliakan Allah.

Pembaca yang berbahagia, marilah kita memaknai setiap aturan agama dengan baik. Yang terutama bukan sekadar mengikuti aturan agama, melainkan bagaimana tindakan kita memuliakan Allah.
1. Mengapa Yesus mengatakan kepala rumah ibadat sebagai seorang yang munafik?
2. Apakah tindakan yang ingin kita lakukan untuk memuliakan Allah?
Pokok Doa: Ibadah Minggu yang dijalani di berbagai tempat.

Jangan lupa tetap proses ya, pakai masker, cuci tangan dan selalu hormati orang lain dan jaga kesehatan. Kàrena covid 19  blum hilang. Gbu.
Share:

SEMUA PERLU YESUS

 
Yohanes 10:7-10

NATS: Setiap orang yang percaya kepada-Nya [tidak binasa, melainkan] beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:15)

Dosen Universitas Cambridge, J.S. Whale, suatu hari menerima sebuah surat. Seorang pria menulis bahwa setelah ia dan istrinya kini memasuki usia 60-an, ia merasa tidak ada gunanya percaya kepada Yesus. Meskipun tak pernah ke gereja, tidak mempercayai Allah maupun kehidupan yang akan datang, tetapi mereka menjalani hidup pernikahan dengan bahagia selama 40 tahun. Mereka pun sangat dihormati dan selalu berbuat baik. Oleh karena itu si penulis surat bertanya-tanya apa yang dapat ditawarkan agama kepada mereka.

Saya tidak tahu bagaimana Dr. Whale menjawab surat itu. Yang saya tahu adalah Yesus berkata bahwa Dia datang untuk menawarkan "hidup" yang lebih berkelimpahan dari apa pun yang dapat diberikan dunia ini (Yohanes 10:10). Tidak seperti hal-hal bersifat sementara yang kita jumpai sekarang ini. Dia menawarkan hidup yang kekal (Yohanes 3:15,16).

Seiring berjalannya waktu, cepat atau lambat kekuatan kita akan berkurang. Kita dapat mengalami penyakit yang parah atau bahkan kelumpuhan. Atau, kita tak dapat lagi mengurus orang lain dan diri sendiri, kehilangan orang-orang yang kita kasihi, dan terancam bayangan maut yang semakin mendekat.

Tatkala samudera kehidupan terlihat tenang, tampaknya kita tidak memerlukan "sang Kapten" yang mampu mengatasi badai yang dapat menyerang kapal kecil kita. Namun yang pasti kesulitan dan kematian pasti akan datang. Menyangkal kebutuhan kita akan Allah berarti menyangkal kenyataan. Semua orang memerlukan Yesus -VCG


LANGKAH PERTAMA UNTUK HIDUP BERKELIMPAHAN DALAM KRISTUS
ADALAH MENGAKUI BAHWA KITA MEMERLUKAN-NYA

Jangan lupa tetap proses ya, pakai masker, cuci tangan dan selalu hormati orang lain dan jaga kesehatan. Kàrena covid 19  blum hilang. Gbu.

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.