Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Iman serta perbuatan harus selaras

12 Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. 13 Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. 14 Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. 15 Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu. (Wahyu 20:12-15)

Iman dan perbuatan berjalan dengan seiring, sebab wujud dari iman adalah perbuatan-perbuatan yang selaras dengan apa yang kita percayai. Memang perbuatan yang baik tidak akan menyelamatkan kita dari dosa dan hukuman dosa. Kita menerima keselamatan semata-mata oleh karena anugerah Allah yang kita sambut dengan iman. Namun bukan berarti dengan demikian kita tidak perlu melakukan perbuatan yang baik. Sebab bukti dari iman adalah perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan apa yang kita percayai. Apabila antara iman dan perbuatan tidak berjalan dengan seiring, itulah yang disebut dengan kemunafikan. Oleh karenanya iman haruslah diwujudkan dalam perbuatan.

Kaitan antara iman dengan perbuatan ini dapat dilihat di dalam Wahyu 20. Di situ ditulis rasul Yohanes melihat penghakiman terhadap orang-orang yang sudah mati. Dicatat bahwa mereka "dihakimi menurut perbuatan mereka." Di situ tidak ditulis bahwa mereka dihakimi menurut iman mereka, namun menurut perbuatan mereka. Padahal sesungguhnya keselamatan dari hukuman kekal adalah karena iman dan bukan karena perbuatan. Berarti penglihatan yang dilihat oleh rasul Yohanes ini menunjukkan kaitan antara iman dengan perbuatan. Yaitu bahwasanya wujud dari iman adalah perbuatan-perbuatan yang selaras dengan apa yang kita percayai.

Pertanyaan untuk Direnungkan

Sudahkah perbuatan-perbuatan Anda selaras dengan iman Anda kepada Kristus? Apakah buktinya?

Aksion. 
Tuhan, ampunilah diriku apabila masih terdapat kemunafikan dalam hidupku. Yaitu masih terdapat kesenjangan antara perilaku hidupku sehari-hari dengan pengakuan imanku kepada-Mu. Aku berkata bahwa aku mengasihi dan menghormati diri-Mu, padahal di dalam kenyataan aku masih hidup menyimpang dari perintah-perintah-Mu. Basuhlah hidupku dengan darah-Mu, sucikanlah pikiran dan perasaanku, luruskanlah tingkah lakuku agar selaras dengan kehendak-Mu. Sehingga dengan demikian perbuatan-perbuatanku menjadi selaras dengan imanku kepada-Mu. Hanya dengan demikian barulah hidupku dapat menjadi persembahan yang menyenangkan hati-Mu.

Doa
Pagi hari ini dengan merendahkan diri di hadapan-Mu aku menyerahkan hidupku ke dalam tangan-Mu. Tuntunlah diriku agar senantiasa berjalan sesuai dengan firman-Mu. Karena di jalan-jalan-Mu sajalah terdapat kehidupan dan sukacita yang penuh. Sertailah diriku dengan Roh-Mu, karena hanya dekat dengan diri-Mu sajalah hatiku tenang. Sesungguhnya dari pada-Mu datang keselamatanku. Mampukan diriku untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabku di sepanjang hari ini. Pakailah diriku menjadi saluran kasih-Mu bagi orang-orang yang ada di sekitarku. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Rajaku, aku berdoa. Amin.
Share:

Hanya Allah yang patut di sembah

Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah." 10 Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: "Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat." (Wahyu 19:9, 10)

Jangan membiarkan orang menyembah kita, sebab hanya Allah sajalah yang boleh disembah. Dalam hal ini kita perlu membedakan antara memuji, berterima kasih, menghormati dan menyembah. Kita boleh memuji orang karena prestasi yang ia capai atau kebaikan yang ia kerjakan. Kita boleh berterima kasih kepada orang yang berbuat baik kepada diri kita. Kita boleh menghormati orang yang pantas untuk kita hargai. Namun kita tidak boleh menyembah siapapun juga kecuali hanya Allah saja. Sebab menyembah artinya meninggikan pribadi yang kita sembah sebagai pribadi yang termulia di dalam hidup kita. Sedangkan di seluruh alam semesta hanya Allah satu-satunya pribadi yang termulia.

Bahwasanya kita tidak boleh membiarkan orang menyembah diri kita ini dapat dilihat dari apa yang dikatakan oleh malaikat Tuhan dan dicatat di dalam Wahyu 19. Di dalam rasa kagum terhadap kedahsyatan dari malaikat yang berbicara kepadanya maka rasul Yohanes tersungkur untuk menyembah dia. Dicatat di situ bahwa malaikat Tuhan tersebut mencegah Yohanes dengan berkata: "Janganlah berbuat demikian!  Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah!" Perkataan malaikat ini menunjukkan bahwa hanya Allah sajalah yang boleh disembah. Itu sebabnya kita tidak boleh membiarkan orang menyembah diri kita.

Pertanyaan untuk Direnungkan
Apakah yang harus Anda lakukan agar Anda tidak menyembah diri Anda sendiri? Sudahkah Anda melakukannya?

Aksion. 
Jika Tuhan, hanya Engkau yang layak untuk disembah. Sebab Engkaulah Sang Penguasa alam semesta, Pencipta langit dan bumi, Pribadi yang mahamulia serta mahakuasa. Tidak ada pribadi lain yang seperti diri-Mu. Hanya Engkaulah satu-satunya Allah yang benar dan semua ilah adalah palsu. Di hadapan-Mu aku merendahkan diri dan menyembah diri-Mu. Ampunilah aku karena tidak jarang aku masih membangga-banggakan diriku sendiri, yaitu supaya aku dipuji dan dipuja oleh orang yang lain. Tanpa sadar di balik semua itu aku sesungguhnya sedang menyembah diriku sendiri. Tuhan, ubahlah hatiku.

Doa
Dengan berharap agar Engkau senantiasa menjaga diriku agar tetap hidup di dalam sikap rendah hati aku akan menjalani hari ini. Karena sesungguhnya aku adalah manusia yang terbatas dan yang tidak pantas untuk menepuk dada di hadapan-Mu. Semua yang kucapai di dalam hidupku ini semata-mata hanya karena kebaikan-Mu. Itu sebabnya sertai dan tuntunlah hidupku di sepanjang hari ini dengan Roh-Mu. Hanya dengan demikian barulah hidupku akan merupakan persembahan yang berkenan kepada-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan yang layak disembah, aku berdoa. Amin.
Share:

 Sikap dalam memberi Persembahan

6 Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku itu? firman TUHAN semesta alam kepada kamu, hai para imam yang menghina nama-Ku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?" 7 Kamu membawa roti cemar ke atas mezbah-Ku, tetapi berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami mencemarkannya?" Dengan cara menyangka: "Meja TUHAN boleh dihinakan!" (Maleakhi 1:6, 7)

Sikap kita dalam memberikan persembahan kepada Tuhan merupakan wujud dari sikap hati kita kepada-Nya. Merupakan hal yang umum bila orang memberikan hadiah kepada orang lain yang sedang merayakan hari yang istimewa bagi yang bersangkutan. Entah itu adalah hari ulang tahun, hari pernikahan atau hari-hari penting lainnya. Semakin kita menghargai orang tersebut, semakin bersungguh-sungguh kita dalam menyiapkan hadiah yang akan kita berikan. Kalau kepada manusia kita dapat berbuat seperti itu, apalagi kepada Tuhan. Bila kita sungguh-sungguh menghargai Dia maka kita akan memberikan persembahan kepada-Nya dengan tidak secara asal-asalan namun dengan sikap yang penuh hormat kepada-Nya.

Kaitan antara sikap dalam memberikan persembahan kepada Tuhan dengan sikap hati kepada-Nya ini dapat dilihat di dalam Maleakhi 1. Di situ dicatat teguran Tuhan terhadap para imam yang melayani Dia karena mereka yang menghina nama Tuhan. Sikap tersebut terlihat dari apa yang mereka bawa untuk dipersembahkan di mezbah Tuhan, yaitu roti yang cemar. Dalam hal ini yang mereka lakukan adalah mempersembahkan korban yang asal-asalan dan bukan yang tanpa cacat cela. Dari teguran Tuhan ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwasanya sikap kita dalam memberikan persembahan kepada Tuhan mengungkapkan sikap hati kita yang sebenarnya kepada-Nya.

Pertanyaan untuk Direnungkan

Apakah sikap hati Anda menunjukkan bahwa Anda menghormati Tuhan? Apakah buktinya?
 
Aksion.
Mari jika Hanya Tuhan layak menerima kehormatan dan kemuliaan, sebab Engkaulah penguasa alam semesta yang mahamulia. Ajarlah aku untuk menghormati diri-Mu sebagaimana yang seharusnya. Ampunilah diriku apabila aku telah berlaku secara asal-asalan terhadap diri-Mu, baik di dalam hal persembahan, pelayanan maupun ibadah kepada-Mu. Padahal Engkau layak menerima semua yang terbaik dalam hidupku. Karena Engkau sendiri telah memberikan yang terbaik, yaitu hidup-Mu bagi diriku. Melalui pengorbanan-Mu yang mulia itu Engkau menyelamatkan diriku dari kebinasaan.

Doa.
Pagi hari ini kembali aku menaikkan ucapan syukurku kepada-Mu. Dengan penuh kasih setia Engkau telah menyertai dan menuntun hidupku di sepanjang hari ini. Tidak sekalipun Engkau lalai dalam memelihara anak-anak-Mu. Dengan penuh kasih Engkau memegang hidupku dan menetapkan langkah-langkah kehidupan yang harus kuambil di dalam kebenaran. Aku menyerahkan semua yang telah kukerjakan pada hari ini ke dalam tangan-Mu dan berkatilah semuanya itu dengan keberhasilan. Aku mempercayakan masa depanku ke dalam anugerah-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhanku, aku berdoa. Amin.

Share:

Hidup Dalam Jaminan Tuhan

13 Mereka seia sekata, kekuatan dan kekuasaan mereka mereka berikan kepada binatang itu. 14 Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia." (Wahyu 17:13, 14)

Bukan kemampuan kita, namun siapa yang bersama dengan kita itulah yang akan menentukan kemenangan di dalam kehidupan kita. Karena pada dasarnya kemampuan kita sebagai manusia adalah terbatas, sedangkan tantangan yang kita hadapi di dalam kehidupan ini tidak jarang jauh lebih besar daripada kesanggupan kita. Itu sebabnya bila kita hanya mengandalkan kemampuan diri kita sendiri maka tidak ada jaminan bahwa kita akan mampu menjalani hidup ini dalam kehidupan yang berkemenangan. Tetapi bila kita menjalaninya bersama dengan Tuhan, maka Dialah yang akan menjamin bahwa kita pasti akan menang atas setiap masalah yang menghadang kehidupan kita.

Jaminan kemenangan karena hidup bersama dengan Tuhan ini dikemukakan di dalam Wahyu 17. Dicatat di situ penglihatan yang diterima oleh rasul Yohanes tentang seekor binatang yang berwarna merah ungu, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh. Sepuluh tanduk itu melambangkan sepuluh raja yang akan berperang melawan Sang Anak Domba, yaitu Yesus Kristus. Namun Yohanes melihat bahwa Sang Anak Domba itu akan mengalahkan mereka. Bukan itu saja, ia juga melihat bahwa mereka yang "bersama-sama dengan Dia juga akan menang." Hal ini menunjukkan bahwa bila kita bersama-sama dengan Tuhan, maka kita akan berjalan dalam hidup yang berkemenangan.

Pertanyaan untuk Direnungkan

Sudahkah Anda hidup dan berjalan bersama-sama dengan Tuhan? Apakah buktinya?

Aksion
Mari Tuhan, Engkau pribadi yang mahamulia, namun rela merendahkan diri-Mu dan menyapa diriku manusia yang hina dengan kasih-Mu. Engkau Penguasa alam semesta, namun rela tinggal di tengah-tengah umat-Mu. Hanya karena anugerah-Mu Engkau bersedia menerima diriku untuk berada dekat dengan diri-Mu. Aku sadar, bahwa kalau aku boleh memiliki relasi yang erat dengan diri-Mu itu hanyalah karena kemurahan-Mu bagi hidupku. Tuhan, ajarlah diriku untuk menghargai kemurahan-Mu itu dengan hidup berjalan sesuai dengan kehendak-Mu.

 
Doa. 
Oleh sebab itu aku memohon Engkau berkenan menuntun hidupku di sepanjang hari ini dengan Roh-Mu supaya dengan demikian hidupku selaras dengan kebenaran-Mu. Sertailah diriku senantiasa karena hanya dekat dengan diri-Mu barulah aku dapat hidup dalam kehidupan yang berkemenangan. Sesuai dengan janji-Mu bersama dengan diri-Mu aku akan dapat melakukan perkara-perkara yang jauh lebih besar dari kemampuan diriku. Jangan biarkan aku terjerumus ke dalam pencobaan dan lepaskanlah diriku dari hal yang jahat. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhanku, aku berdoa. Amin.

 
Share:

Apapun yang terjadi Tuhan Tetap Baik

2 Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Pada mereka ada kecapi Allah. 3 Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: "Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa! 4 Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu." (Wahyu 15:2-4)



Apa yang kita ucapkan tentang Tuhan ketika kita mengalami keadaan yang tidak kita harapkan mengungkapkan iman kita yang sesungguhnya kepada-Nya. Sebab tentu adalah mudah untuk berkata bahwa Tuhan itu baik ketika keadaan berjalan dengan lancar dan semua yang kita inginkan kita dapatkan. Namun lain halnya bila kita mengalami keadaan yang tidak kita inginkan dan apa yang kita harapkan justru tidak Tuhan kabulkan. Bila di dalam situasi yang seperti itu kita tidak menjadi marah kepada Tuhan, namun tetap memuji Dia, sikap tersebut menunjukkan iman kita kepada-Nya. Yaitu bahwa kita mempercayai kebaikan dan kedaulatan Tuhan di dalam segala keadaan.

Iman seperti itulah yang ada di dalam diri Musa sebagaimana yang terlihat dalam nyanyian yang ia naikkan kepada Tuhan. Lagu pujian yang dikutip oleh Yohanes di dalam Wahyu 15, dan yang pernah dinyanyikan oleh Musa menjelang akhir hidupnya sebagaimana yang ditulis di dalam Ulangan 32. Sesudah bersusah payah selama empat puluh tahun memimpin bangsa Israel melewati padang gurun, Musa mendapati bahwa Tuhan tidak mengizinkan dirinya untuk memasuki negeri Kanaan seperti yang ia inginkan. Menghadapi keadaan tersebut Musa tidak menjadi kecewa dan marah kepada Tuhan, tetapi ia tetap memuji Tuhan. Itulah wujud dari iman yang sejati dan sikap yang sepatutnya kepada Tuhan.

Apakah yang sepatutnya menjadi sikap Anda kepada Tuhan ketika Anda mengalami keadaan yang tidak sesuai dengan harapan Anda? Mengapa demikian?

Aksion
Jika tidak ada yang baik di dunia ini, hanya Bapa yang baik, aku percaya bahwa rencana-Mu bagi hidupku selalu indah, sempurna dan jauh lebih tinggi daripada rencana yang kususun bagi diriku sendiri. Oleh karena itu apabila aku mendapati bahwa rancangan-Mu tidaklah sama dengan rancanganku, ajarlah diriku untuk berserah kepada kehendak-Mu. Penuhilah hatiku dengan iman bahwa Engkau baik dan tak ada kecurangan di dalam hati-Mu. Sehingga di dalam segala keadaan hatiku tetap melimpah dengan ucapan syukur kepada-Mu. Di dalam iman kepada-Mu itu maka masa yang sukarpun akan menolong diriku untuk semakin berserah kepada-Mu.

Doa.
Pagi hari ini kembali aku mengangkat syukurku kepada-Mu, karena aku percaya sebagaimana Engkau telah menyertai hidupku di hari-hari yang lalu demikianlah Engkau akan menyertai hidupku di sepanjang hari ini. Tuntunlah hidupku dengan firman-Mu dan bawalah aku untuk melangkah di jalan-jalan kemenangan-Mu. Sanggupkanlah diriku untuk mengisi hari ini dengan kehidupan yang menyenangkan hati-Mu, tidak sia-sia, dan menjadi berkat bagi sesamaku.mudahkan pekerjaanku,  luarkan masalahku, bantu semua pergumulanku, mudahkan apapun rencanaku hari ini, pandaikan anak anakku di belajarnya, kepada-Mu, ya Bapa, aku berharap. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatku, aku berdoa. Amin.

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.