Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Kesempatan dalam Kesempitan

Filipi 1:12 26

Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.
Filipi 1:22a

Paul David Tripp dalam bukunya Suffering (Penderitaan) mengatakan, Keputusasaan yang telah menjadi sebuah cara pandang dan menghasilkan kebiasaan mengeluh, punya kuasa untuk melemahkan atau bahkan menghancurkan motivasi Anda untuk menaati Allah. Keputusasaan itu bukan hal sepele tetapi berbahaya, menghalangi kita untuk melihat kesempatan kesempatan yang Tuhan berikan. Kesulitan jangan dipandang sebagai akhir dari segala galanya tetapi kesempatan yang diberikan Tuhan untuk berkarya.

Rasul Paulus mengalami kondisi yang begitu buruk. Saat menulis surat Filipi ini, Paulus sedang terisolasi di dalam penjara. Ia tidak bisa ke mana mana, padahal sebelumnya terus bergerak melakukan perjalanan misi ke berbagai tempat. Ia sudah terbiasa melakukan pelayanan perintisan gereja, berkhotbah dari kota ke kota. Namun sekarang di dalam penjara, ia tidak bisa lagi melakukan itu semua. Tidak ada hiburan juga di penjara, tidak bisa nonton Youtube, tidak bisa dengar Podcast, tidak bisa ikut ibadah daring, tidak bisa Zoom dengan rekan rekan sepelayanannya. Ia bisa saja berputus asa, Aduh saya udah nggak bisa ngapa ngapain lagi! Kenapa saya yang harus dipenjara? Padahal kalau di luar saya pasti lebih efektif! Jika Paulus memilih merespons demikian atas kesulitan yang dihadapinya, tentu akan lebih membuat sia sia hidupnya.

Luar biasanya adalah justru penjara dan segala kesulitan yang dihadapi Paulus, tidak bisa menghalanginya untuk tetap berkarya karena ia tetap memiliki pengharapan di dalam Tuhan. Pengharapan menyalakan semangat untuk tetap bertumbuh dan memberikan buah bagi Tuhan. Ini tampak ketika ia menuliskan ayat emas, Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah, yang ditulis dari dalam penjara, di dalam kondisi sulit, serta situasi yang tidak ideal.

Karya terbesar Tuhan Yesus justru tercermin di dalam kesulitan terbesar, yaitu di atas kayu salib. Itulah yang menjadikan kita, orang orang percaya, dapat hidup tetap memberi buah dalam keadaan paling sulit sekalipun. Tuhan tidak pernah menghendaki kita berada di dalam situasi sulit hanya untuk berputus asa, mengasihani diri sendiri, melainkan harus tetap memberi buah. Mari di tengah kesulitan, kita tetap berdoa bagi orang lain, menanyakan kabar kepada kerabat, juga memberitakan Injil.

Refleksi Diri:

Mengapa anak anak Tuhan masih bisa tetap berkarya di masa sulit?

Apa yang bisa Anda lakukan untuk tetap berkarya dan berbuah di tengah kesulitan?
Share:

Menjadi Saksi Tuhan Yesus

Markus 5:1 20
Pulanglah ke rumahmu, kepada orang orang sekampungmu, dan
beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan
atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!
 Markus 5:19b

Seorang pelukis terkenal membuat sebuah lukisan tentang gereja yang hampir mati. Ia melukis sebuah gedung gereja nan megah dengan mimbar dan jendela yang mewah dan indah. Di dekat pintu gereja terdapat sebuah kotak persembahan yang bertuliskan: Persembahan untuk Pemberitaan Injil, tetapi lubang kotak persembahan itu sudah tertutup sarang laba laba, tanda tidak ada lagi jemaat yang memberi persembahan untuk pekerjaan misi. Gereja yang hidup dilihat dari apakah jemaatnya yang sudah lahir baru memiliki hati seperti hati Yesus Kristus yang mengasihi jiwa jiwa terhilang sehingga rindu pergi menyaksikan kasih dan pengorbanan Kristus.

Cerita tentang Yesus Kristus mengusir roh roh jahat (Legion) dari seorang pemuda di Gerasa ini membuktikan bahwa Dia benar benar Tuhan yang Mahakuasa. Setan setan takluk dan tunduk kepada Nya (ay. 1 9). Selain itu, Yesus lebih mengasihi manusia daripada binatang karena nilai satu jiwa sangat berharga (ay. 10 13). Apa respons pemuda yang sudah ditolong Yesus? Ia berkomitmen ingin mengikut Yesus (ay. 18). Namun, Yesus perintahkan pemuda ini pulang ke rumahnya untuk bersaksi. Alasannya, ia sudah mengalami anugerah keselamatan dari Tuhan. Pemuda ini pun pulang ke rumahnya dan kepada orang orang di tempat asalnya, Dekapolis, ia menceritakan segala sesuatu yang telah diperbuat Yesus baginya dan bagaimana Dia mengasihaninya (ay. 19b 20). Tujuan ia bersaksi adalah supaya banyak orang mengenal Tuhan Yesus dan percaya kepada Nya. Akibat kesaksiannya, di kemudian hari ketika Yesus kembali ke Dekapolis (Mrk. 7:31) telah berkumpul 4.000 orang untuk mendengarkan Yesus selama tiga hari sehingga Yesus memberi mereka makan (Mrk. 8:1 10).

Anda yang sudah pernah mengalami anugerah Tuhan, mari saksikan apa saja yang sudah Tuhan Yesus lakukan dalam hidup Anda. Ceritakan bagaimana Dia sudah mengasihi, mengubah hidup, mengampuni dosa dosa, dan memberikan hidup kekal bagi Anda. Karena bersaksi dan memberitakan Injil adalah Amanat Agung dari Tuhan Yesus (Mrk. 16:15 20; Mat. 28:19 20; Kis. 1:8). Biarlah banyak orang mengenal dan percaya kepada Tuhan Yesus melalui kesaksian hidup Anda. Amin.

Refleksi Diri:

Apa respons Anda terhadap anugerah keselamatan yang Tuhan Yesus sudah berikan? Apakah Anda sudah menjadi saksi dan pemberita Injil bagi mereka yang belum diselamatkan?

Apa hal hal praktis yang bisa Anda lakukan untuk menyaksikan kuasa dan kasih Yesus yang pernah Anda alami?

Doa. 
Dengan mempercayai bahwa kasih setia-Mu tidak pernah berkesudahan, aku mengawali hari ini dengan menaruhkan hidupku ke dalam tangan-Mu. Genapilah rancangan-rancangan-Mu bagi diriku seperti yang Engkau kehendaki. Bentuklah diriku seperti yang Engkau maksudkan atas hidupku. Walaupun pembentukan-Mu itu tidak selalu terasa mudah untuk kualami tetapi aku percaya di balik semuanya itu Engkau memiliki maksud yang baik bagi hidupku. Ya Tuhan, tuntun dan sertailah diriku di sepanjang hari ini seperti janji-Mu. Di dalam tuntunan dan penyertaan-Mu itu aku yakin bahwa masa depan yang indah telah menanti diriku. Kepada-Mu aku berserah dan di dalam nama Yesus Kristus, Tuhanku, aku berdoa. Amin.
Share:

Takut Yang Menyelamatkan

Amsal 14:26 27

Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari
jerat maut.
Amsal 14:27

Fobia adalah penyakit ketakutan yang dapat dialami oleh manusia. Seseorang bisa mempunyai masalah fobia dengan jenis yang berbeda beda. Ada yang fobia terhadap ketinggian, fobia terhadap kegelapan, fobia terhadap ruangan sempit, dan sebagainya. Saya sendiri juga mempunyai fobia, yaitu thalassophobia yang merupakan ketakutan terhadap air yang luas, dalam, dan gelap. Ketakutan itu membuat saya sangat sulit masuk ke dalam kolam renang, apalagi menyelam untuk menikmati pemandangan di dasar laut. Akibatnya, saya juga jadi tidak bisa berenang.

Mungkin ada di antara kita yang memiliki masalah fobia. Umumnya, fobia ataupun rasa takut dapat muncul karena kita merasa tidak aman ataupun terancam terhadap sesuatu kondisi yang kita hadapi. Namun, berbeda dengan apa yang penulis Amsal sampaikan mengenai takut akan Tuhan. Apakah Tuhan sudah menjadi ancaman dalam hidup yang membuat manusia takut? Tentu tidak.

Penulis Amsal mengungkapkan bahwa takut akan Tuhan adalah hal utama yang perlu dilakukan oleh anak anak Allah. Bukan karena Tuhan adalah pribadi yang kejam, jahat, dan mengancam kehidupan kita. Justru sebaliknya, penulis Amsal mengatakan, Takut akan Tuhan merupakan sumber kehidupan manusia. Dengan takut akan Tuhan, manusia akan terhindar dari jerat maut. Ini adalah jenis takut yang menyelamatkan! Sungguh sangat berbeda dengan fobia ketakutan yang kita mungkin alami.

Saat seorang murid Kristus mempunyai rasa takut akan Tuhan maka seharusnya ia mau dengan sungguh taat melakukan segala perintah Nya. Setiap firman Allah yang telah ia baca dan dengar, seharusnya terus ia lakukan di dalam kehidupannya. Sikap takut akan Tuhan bukan dengan tujuan agar diberkati Tuhan, usaha dilancarkan ataupun punya kehidupan dunia yang nyaman. Tujuan utama dari sikap takut akan Tuhan adalah membawa seseorang pada relasi yang intim dan erat dengan Tuhan, serta mengejar sumberAmsal 14:26 27

Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari
jerat maut.
Amsal 14:27

Fobia adalah penyakit ketakutan yang dapat dialami oleh manusia. Seseorang bisa mempunyai masalah fobia dengan jenis yang berbeda beda. Ada yang fobia terhadap ketinggian, fobia terhadap kegelapan, fobia terhadap ruangan sempit, dan sebagainya. Saya sendiri juga mempunyai fobia, yaitu thalassophobia yang merupakan ketakutan terhadap air yang luas, dalam, dan gelap. Ketakutan itu membuat saya sangat sulit masuk ke dalam kolam renang, apalagi menyelam untuk menikmati pemandangan di dasar laut. Akibatnya, saya juga jadi tidak bisa berenang.

Mungkin ada di antara kita yang memiliki masalah fobia. Umumnya, fobia ataupun rasa takut dapat muncul karena kita merasa tidak aman ataupun terancam terhadap sesuatu kondisi yang kita hadapi. Namun, berbeda dengan apa yang penulis Amsal sampaikan mengenai takut akan Tuhan. Apakah Tuhan sudah menjadi ancaman dalam hidup yang membuat manusia takut? Tentu tidak.

Penulis Amsal mengungkapkan bahwa takut akan Tuhan adalah hal utama yang perlu dilakukan oleh anak anak Allah. Bukan karena Tuhan adalah pribadi yang kejam, jahat, dan mengancam kehidupan kita. Justru sebaliknya, penulis Amsal mengatakan, Takut akan Tuhan merupakan sumber kehidupan manusia. Dengan takut akan Tuhan, manusia akan terhindar dari jerat maut. Ini adalah jenis takut yang menyelamatkan! Sungguh sangat berbeda dengan fobia ketakutan yang kita mungkin alami.

Saat seorang murid Kristus mempunyai rasa takut akan Tuhan maka seharusnya ia mau dengan sungguh taat melakukan segala perintah Nya. Setiap firman Allah yang telah ia baca dan dengar, seharusnya terus ia lakukan di dalam kehidupannya. Sikap takut akan Tuhan bukan dengan tujuan agar diberkati Tuhan, usaha dilancarkan ataupun punya kehidupan dunia yang nyaman. Tujuan utama dari sikap takut akan Tuhan adalah membawa seseorang pada relasi yang intim dan erat dengan Tuhan, serta mengejar sumber kehidupan yang kekal.

Janji keselamatan dan pembebasan telah Allah berikan bagi setiap kita. Sudah saatnya bagi kita untuk tidak menyia nyiakan keselamatan yang telah Dia berikan. Sekarang waktunya kita terus hidup dengan sungguh takut akan Tuhan. Yakinlah, Tuhan Yesus sanggup menolong kita dari setiap masalah yang ada. Kita hanya perlu sungguh takut kepada Tuhan dengan melakukan firman Nya. Takut akan Tuhan adalah takut yang menyelamatkan.

Refleksi Diri:

Apakah Anda sudah hidup sungguh takut akan Tuhan?

Apa hal konkret yang dapat Anda lakukan sebagai bukti takut akan Tuhan?

 Doa, 
Aku berterima kasih karena Engkau di dalam hikmat-Mu yang tidak terbatas telah merancangkan hal-hal yang indah bagi hidupku. Di dalam kasih Engkau bersedia menyertai dan menuntun hidupku agar mampu berjalan di dalam rancangan-Mu yang sempurna. Oleh karena itu aku menyerahkan hidupku di sepanjang hari ini ke dalam anugerah-Mu. Bimbinglah diriku dan tetapkanlah langkah-langkah kehidupan yang kuambil sesuai dengan firman-Mu. Jangan biarkan diriku menyimpang ke jalan yang salah, dan jangan biarkan diriku terjerumus ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah aku dari pada yang jahat. Jadikan hidupku saluran berkat-Mu bagi orang-orang yang ada di sekitarku. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Sang Hikmat yang sejati, aku berdoa. Amin.
Share:

Memahami Panggilan Tuhan

1 Samuel 3:1 10

… Berbicaralah, sebab hamba Mu ini mendengar.
 1 Samuel 3:10b

Suatu kali saya sedang bermain dengan keponakan saya. Tiba tiba ada suara memanggil namanya yang sontak membuat keponakan saya menghampiri suara tersebut. Ia tahu dengan pasti, suara siapa yang sedang memanggilnya. Suara yang sudah sering didengar dan paling dikenalnya.

Apakah Anda pernah mengalami hal serupa? Hanya dari suara dan nada panggilan, Anda bisa mengenali siapa orang yang memanggil Anda meskipun tidak melihatnya. Mengapa? Karena kita punya relasi yang dekat dengan orang tersebut. Kedekatan bisa membuat kita memiliki kepekaan untuk mengenali pergerakan atau keinginan seseorang hanya dari mendengar suaranya.

Berbeda dengan Samuel ketika dipanggil oleh Tuhan. Ia salah mencari Sang sumber suara. Tiga kali Samuel mendengar suara yang memanggil, tetapi tidak mengenali suara tersebut. Mengapa? Rupanya pengalaman mendengar Tuhan yang berbicara secara langsung merupakan sesuatu yang asing bagi Samuel. Alkitab mencatat bahwa masa masa itu merupakan masa gersang, dimana firman Tuhan dan penglihatan penglihatan jarang terjadi (ay. 1). Jadi, lumrah Samuel tidak mengenali suara yang memanggilnya karena saat itu belum mengenal Tuhan secara pribadi (ay. 7).

Mengapa Tuhan tidak langsung memperkenalkan diri Nya kepada Samuel dalam panggilannya yang pertama? Tuhan sedang melatih kepekaan Samuel supaya bisa membedakan antara suara Allah dan suara manusia. Samuel sudah tahu tentang Allah dari pengalaman dan pembelajarannya di bait Allah. Namun, mengetahui bukan berarti mengenal Allah.Ketika Tuhan memanggil Samuel dan ia meresponi panggilan tersebut dengan tepat maka pengenalannya terhadap Tuhan menjadi lebih pribadi dari sebelumnya. Ini membuatnya memahami bahwa Tuhan memanggil bukan tanpa tujuan. Allah sedang mempersiapkan Samuel untuk berbagian dalam pekerjaan Tuhan bagi umat Nya.

Allah bisa memanggil kita dengan berbagai cara, terutama melalui firman Nya. Allah memanggil umat Nya untuk menjadi saksi kebenaran firman di tengah dunia. Sambutlah panggilan Allah dengan ketaatan dan kerendahhatian. Pandanglah panggilan Allah sebagai anugerah yang harus direspons secara serius. Mendengar suara Tuhan bukan berbicara tentang cara, melainkan tentang apakah kita mampu meningkatkan frekuensi dan kapasitas rohani melalui hubungan intim dengan Nya. Relasi yang intim bersama Tuhan Yesus akan membangun kepekaan untuk memahami dan meresponi panggilan Allah dalam hidup kita secara tepat.

Refleksi Diri:

Apakah panggilan Allah dalam hidup Anda? Apakah Anda sudah memahami dan meresponinya secara tepat?

 Apa kendala yang menghalangi Anda untuk dapat mendengar dan memahami panggilanAllah?

Doa. 
Kami datang kepadamu Tuhan pagi ini. Dengan rendah hati dan syukur aku serahkan kepadamu amin
Share:

Jangan Mau Mudah Saja

Keluaran 5:19 23

.. karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan
ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
Roma 5:3b 4

Judul judul video di Youtube seringkali sangat menggoda. Contohnya: Turun 10 kg dalam 3 Hari; Jago Bahasa Inggris dalam 1 Jam; Cara Kaya Tanpa Kerja. Wah ini pasti banyak menarik perhatian. Cara cepat, tanpa capek, usaha sedikit, nggak menderita, hasil limpah ruah. Kalau ada judul renungan, Ikut Yesus adalah Kunci Kaya, Sehat, Sukses, tentunya ini menggoda banget bukan? Tidak sedikit orang Kristen punya pemahaman demikian, ikut Tuhan Yesus semuanya akan aman, lancar. Segala masalah pasti beres. Namun, Keluaran 5 mengajarkan justru hidup melakukan firman Tuhan tidak selalu membuahkan kemudahan di dalam menjalaninya karena dunia ini adalah dunia yang menolak Tuhan.

Saat Musa dan Harun menghadap Firaun, memperkatakan apa yang benar menurut firman, justru mereka ditolak mentah mentah oleh Firaun. Respons orang Israel yang sebelumnya sudah menyatakan kepercayaan kepada Tuhan (Kel. 4:31) menjadi sirna ketika mereka menderita karena keputusan Firaun. Mereka memilih untuk memohon belas kasihan Firaun daripada kepada Tuhan. Ketika permohonan ditolak oleh Firaun, mereka malah mempersalahkan dan mendoakan yang buruk untuk Musa dan Harun. Orang Israel tampak lebih suka menjadi budak daripada hidup merdeka. Saat tujuan hidup hanya ingin enak dan bebas dari permasalahan, seringkali anak anak Tuhan jadi salah fokus di mana mereka seharusnya berjalan dan dengan mudahnya mempersalahkan Tuhan.

Musa merespons berbeda. Sekalipun bingung dengan permasalahan tersebut, ia tetap menghadap kepada Tuhan. Musa tidak pergi kepada Firaun memohon mohon untuk merevisi keputusannya, melainkan mengambil langkah ke hadapan Tuhan. Ketika mengikut Tuhan tidak mudah, jalan terbaik adalah datang kepada Tuhan. Dia tidak pernah meninggalkan. Tuhan selalu hadir menjawab Musa dan tetap bekerja dengan cara Nya (ay. 24).

Ketaatan Tuhan Yesus sangat tidak mudah. Dia menghadapi penderitaan yang menyakitkan, bahkan sampai kematian. Namun, ketaatan Nya membawa keselamatan bagi kita supaya kita berjalan di dalam ketaatan kepada Tuhan apa pun risikonya. Tetaplah hidup mengikuti firman dengan setia, jangan kompromi dengan dunia. Saat kita hidup benar kemudian menghadapi situasi sulit dan membingungkan, berdoalah kepada Nya. Berjalan di dalam jalan yang benar tidak selalu mudah, tetapi pasti tidak akan salah.

Refleksi Diri:

Mengapa banyak orang mengidentikkan ikut Tuhan pasti semuanya lancar?

Apakah Anda mau tetap taat firman Tuhan, sekalipun tidak selalu membuat Anda dalam posisi nyaman?

Doa. 


Di pagi hari ini aku mengangkat hatiku kepada-Mu. Teguhkanlah imanku, sertailah diriku dan tuntunlah hidupku. Sebagaimana Engkau telah menolong diriku melewati satu bulan yang pertama di tahun ini dengan anugerah-Mu, tolonglah diriku agar mampu mengisi bulan yang baru ini dengan hidup yang penuh makna. Tuntunlah hidupku agar senantiasa berjalan di dalam kebenaran-Mu. Naungilah diriku dengan kuasa-Mu. Mampukanlah aku untuk membuat keputusan-keputusan yang benar oleh karena hikmat-Mu. Berkatilah semua yang kukerjakan dengan keberhasilan. Jauhkanlah diriku dari pencobaan dan lepaskanlah aku dari yang jahat. Jadikanlah diriku saluran berkat-Mu bagi orang-orang yang ada di sekitarku sehingga nama-Mu dimuliakan melalui hidupku. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Rajaku, aku berdoa. Amin.
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.