Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

JIKA ENGKAU MAU KEMBALI

Yeremia 15:11-21

Yeremia Yeremia 15:19 (TB) Karena itu beginilah jawab TUHAN: "Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau menjadi pelayan di hadapan-Ku, dan jika engkau mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagi-Ku. Biarpun mereka akan kembali kepadamu, namun engkau tidak perlu kembali kepada mereka. 
Kita semua mungkin pernah mengeluh kepada Tuhan karena merasakan ketidakadilan. Mungkin kita menganggap segala kesalehan kita kepada-Nya tak berguna. Saat telah setia, berkorban, dan memberi yang terbaik bagi pekerjaan Tuhan, namun semua itu seakan-akan tidak membawa dampak apa-apa bagi hidup kita. Sebaliknya, hanya membuat kita menjadi pahit hati. Nyatanya, keadaan tak berubah, dan kita mulai berpikir sia-sia saja mengikut Tuhan. 
Yeremia selaku nabi Tuhan pun pernah mengalami hal serupa. Yeremia berkata, “Sungguh, ya TUHAN, aku telah melayani Engkau dengan sebaik-baiknya, dan telah membela musuh di depan-Mu pada masa kecelakaannya dan kesesakannya!” Yeremia mempertanyakan mengapa penderitaannya tak berkesudahan dan lukanya sangat payah, sukar disembuhkan. Yeremia merasa bahwa Tuhan tidak mendengar seruannya di saat-saat ia paling membutuhkan, bahkan setelah ia setia melayani. Sampai-sampai Yeremia berkata kepada Tuhan, “Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercayai.” (Yeremia 15:18). Menarik untuk memperhatikan tanggapan Tuhan atas keluhan Yeremia. Tuhan tidak lantas mengecam perilakunya. Sebaliknya Tuhan ingin mengembalikan fokus Yeremia pada tempatnya. “Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau menjadi pelayan di hadapan-Ku, dan jika engkau mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagi-Ku”, demikian kata Tuhan. Hal yang bisa dipelajari dari keadaan ini adalah kita harus mengembalikan fokus kita kepada Tuhan ketika sikap kita telah mulai menyimpang. Jangan sampai keadaan mengubah fokus kita. Kita harus kembali kepada jalur yang benar dengan tetap menjaga hati dan komitmen untuk melayani. Saat mulai mempertanyakan ketidakadilan Tuhan, tentu kita bisa menyatakan perasaan terdalam kita kepada-Nya, namun tetaplah percaya pada Tuhan, pada kasih dan kebaikan-Nya. Jika Tuhan mengizinkan tersebut untuk menyelamatkan dan melepaskan Yeremia (Yeremia 15:20), demikian juga berlaku bagi kita. Maukah engkau kembali? [RS]
REFLEKSI DIRI 
1. Apakah Anda sedang ada di fase mengeluh dan mempertanyakan keadilan Tuhan? Bagaimana cara Anda mengatasi hal tersebut?
2. Hal apa yang bisa kita pelajari dari keadaan-keadaan yang membuat kita mengeluh kepada Tuhan?
YANG HARUS DILAKUKAN
Saat mulai mempertanyakan ketidakadilan Tuhan, cobalah untuk menyatakan perasaan terdalam kita kepada Tuhan dan kembalilah untuk mempercayakan diri kita kepada Tuhan, dan jangan lagi mengucapkan hal yang sia-sia.
POKOK DOA
Bapa yang baik, seringku tak memahami jalan-jalan-Mu dalam hidupku. Ketika aku mulai diperhadapkan dengan keraguan akan keadilan, kesetiaan, dan kebaikan-Mu, tolong aku untuk tetap percaya kepada-Mu bahwa Engkau selalu baik bagiku. Dalam nama Yesus. Amin.
HIKMAT HARI INI
Saat mulai mempertanyakan ketidakadilan Tuhan, ingatlah untuk kembali ke jalur yang tepat, dengan menjaga hati dan komitmen untuk melayani.
Share:

MENSYUKURI PEKERJAAN

Kejadian 1:27-28;Kejadian 2:5;Kejadian 2:15
 Aku melihat bahwa tidak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada bergembira dalam pekerjaannya, sebab itu adalah bahagiannya. Karena siapa akan memperlihatkan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?
Pengkhotbah 3:22
Ada orang yang selalu mengeluh, apatis, dan tidak bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya. Beberapa orang menganggap pekerjaan dan bekerja sebagai hal yang buruk karena berpikir pekerjaan sebagai akibat dari kejatuhan manusia. Padahal sejatinya bekerja adalah panggilan setiap kita, sebagaimana Tuhan menempatkan manusia pertama dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu, serta dicontohkan oleh Tuhan kita yang menciptakan dunia dan memelihara dunia dengan kuasa firman-Nya, juga oleh Yesus yang menyelesaikan pekerjaan Bapa-Nya selama persinggahan-Nya di bumi.
Tuhan telah memanggil kita untuk menyenangkan-Nya dengan menghasilkan buah dalam setiap pekerjaan baik (Kolose 1:10). Ketika pekerjaan dilakukan di dalam Tuhan dan untuk Tuhan, itu pasti bermanfaat bagi orang lain dan memuliakan nama-Nya. Ketika Anda terlibat dalam satu pekerjaan, ketahuilah bahwa yang terpenting bukanlah tinggi rendahnya posisi atau sedikit banyaknya deskripsi pekerjaan, melainkan bagaimana cara kita bekerja dan untuk siapa kita melakukannya. Identitas kita melampaui pekerjaan kita. Yang berbahaya adalah jika seseorang tidak menemukan identitas dari hubungannya bersama Tuhan, maka pekerjaannyalah yang cenderung membentuk dan mendefinisikan orang tersebut. Inilah sebabnya banyak orang memiliki sikap yang salah dalam menjalani pekerjaannya. Entah mereka bermalas-malasan, selalu mengeluh, tidak berpikir untuk memberikan yang terbaik, dan pada akhirnya tidak mensyukuri pekerjaannya. Kita harus ingat, semua pekerjaan yang jujur adalah terhormat. Merupakan berkat yang luar biasa jika hari ini masih ada pekerjaan yang bisa kita jalani. Salomo juga mengatakan bahwa tidak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada bergembira dalam pekerjaannya. Jadi pekerjaan apa pun yang kita jalani saat ini, itulah lingkungan di mana kita dapat menunjukkan nilai-nilai kerajaan Surga dan berbagi harapan dengan membangun hubungan, menunjukkan karakter, integritas, serta dengan melakukan pekerjaan kita dengan hati-hati dan berkualitas. 
REFLEKSI DIRI
1. Bagaimana seharusnya orang percaya memandang pekerjaan?
2. Sikap apa yang perlu Anda ubah di tempat kerja Anda?
YANG HARUS DILAKUKAN
Bersyukurlah untuk pekerjaan Anda dengan menunjukkan nilai-nilai kerajaan Surga dan berbagi harapan dengan membangun hubungan, menunjukkan karakter, integritas, serta dengan melakukan pekerjaan kita dengan hati-hati dan berkualitas.
POKOK DOA
Tuhan Yesus, aku bersyukur untuk pekerjaan yang kujalani saat ini. Terima kasih untuk kepercayaan yang Kau berikan. Aku mau menunjukkan rasa syukurku dengan menjadi orang yang bekerja dengan maksimal. Di dalam nama Yesus. Amin.
HIKMAT HARI INI
Ketika Anda bersyukur untuk pekerjaan Anda, Anda dapat menikmati tidur, Anda menurunkan kemungkinan Anda untuk merasa kesal di tempat kerja, dan Anda akan menjadi pencipta ide di tempat kerja.
Share:

JIKA ENGKAU MAU KEMBALI

Yeremia 15:11-21
Yeremia 19:15 (TB) "Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan ke atas kota ini dan ke atas segala kota sekitarnya seluruh malapetaka yang telah Kukatakan akan menimpa mereka, sebab mereka berkeras kepala dan tidak mendengarkan perkataan-perkataan-Ku." 

          Kita semua mungkin pernah mengeluh kepada Tuhan karena merasakan ketidakadilan. Mungkin kita menganggap segala kesalehan kita kepada-Nya tak berguna. Saat telah setia, berkorban, dan memberi yang terbaik bagi pekerjaan Tuhan, namun semua itu seakan-akan tidak membawa dampak apa-apa bagi hidup kita. Sebaliknya, hanya membuat kita menjadi pahit hati. Nyatanya, keadaan tak berubah, dan kita mulai berpikir sia-sia saja mengikut Tuhan. 
Yeremia selaku nabi Tuhan pun pernah mengalami hal serupa. Yeremia berkata, “Sungguh, ya TUHAN, aku telah melayani Engkau dengan sebaik-baiknya, dan telah membela musuh di depan-Mu pada masa kecelakaannya dan kesesakannya!” Yeremia mempertanyakan mengapa penderitaannya tak berkesudahan dan lukanya sangat payah, sukar disembuhkan. Yeremia merasa bahwa Tuhan tidak mendengar seruannya di saat-saat ia paling membutuhkan, bahkan setelah ia setia melayani. Sampai-sampai Yeremia berkata kepada Tuhan, “Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercayai.” (Yeremia 15:18). Menarik untuk memperhatikan tanggapan Tuhan atas keluhan Yeremia. Tuhan tidak lantas mengecam perilakunya. Sebaliknya Tuhan ingin mengembalikan fokus Yeremia pada tempatnya. “Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau menjadi pelayan di hadapan-Ku, dan jika engkau mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagi-Ku”, demikian kata Tuhan. Hal yang bisa dipelajari dari keadaan ini adalah kita harus mengembalikan fokus kita kepada Tuhan ketika sikap kita telah mulai menyimpang. Jangan sampai keadaan mengubah fokus kita. Kita harus kembali kepada jalur yang benar dengan tetap menjaga hati dan komitmen untuk melayani. Saat mulai mempertanyakan ketidakadilan Tuhan, tentu kita bisa menyatakan perasaan terdalam kita kepada-Nya, namun tetaplah percaya pada Tuhan, pada kasih dan kebaikan-Nya. Jika Tuhan mengizinkan tersebut untuk menyelamatkan dan melepaskan Yeremia (Yeremia 15:20), demikian juga berlaku bagi kita. Maukah engkau kembali? 
REFLEKSI DIRI 
1. Apakah Anda sedang ada di fase mengeluh dan mempertanyakan keadilan Tuhan? Bagaimana cara Anda mengatasi hal tersebut?
2. Hal apa yang bisa kita pelajari dari keadaan-keadaan yang membuat kita mengeluh kepada Tuhan?
YANG HARUS DILAKUKAN
Saat mulai mempertanyakan ketidakadilan Tuhan, cobalah untuk menyatakan perasaan terdalam kita kepada Tuhan dan kembalilah untuk mempercayakan diri kita kepada Tuhan, dan jangan lagi mengucapkan hal yang sia-sia.
POKOK DOA
Bapa yang baik, seringku tak memahami jalan-jalan-Mu dalam hidupku. Ketika aku mulai diperhadapkan dengan keraguan akan keadilan, kesetiaan, dan kebaikan-Mu, tolong aku untuk tetap percaya kepada-Mu bahwa Engkau selalu baik bagiku. Dalam nama Yesus. Amin.
HIKMAT HARI INI
Saat mulai mempertanyakan ketidakadilan Tuhan, ingatlah untuk kembali ke jalur yang tepat, dengan menjaga hati dan komitmen untuk melayani.
Share:

MENGUCAP SYUKUR ATAS PENGHASILAN ANDA ( unduh unduhan)

Imamat 23:9-14

Salah satu hari raya orang Israel adalah hari raya buah sulung. Hari raya ini biasa dilakukan setahun sekali dengan mempersembahkan seberkas (kira-kira segenggam) dari hasil pertama dari penuaian mereka. Dalam hal ini adalah penuaian jelai di musim semi yang terjadi di tanah Israel (Imamat 23:10-11). Perayaan ini biasanya didasari dengan doa seperti yang telah diperintahkan Tuhan sebelumnya. Doa yang diucapkan merupakan ungkapan untuk memuja Tuhan sebagai pemberi atau sumber berkat. “Maka kami berseru kepada TUHAN, Allah nenek moyang kami … Ia membawa kami ke tempat ini, dan memberikan kepada kami negeri ini, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Oleh sebab itu, di sini aku membawa hasil pertama dari bumi yang telah Kauberikan kepadaku, ya TUHAN.” (Ulangan 26:5-10). Ketika Bait Suci masih ada, perayaan ini diperingati sebagai peringatan untuk membawa persembahan persepuluhan ucapan syukur. Imam akan mengambil berkas-berkas yang dipersembahkan dan mengangkat beberapa berkas ke udara dan melambai-lambaikannya ke setiap arah. Dengan cara ini, maka setiap umat akan melihat dan mengakui pemeliharaan Tuhan atas hidup mereka dan kedaulatan Tuhan atas seluruh bumi. 
Melalui perintah Tuhan ini, kita dapat menarik inti dari perayaan ini sekaligus mengaplikasikannya dalam kehidupan kita. Tuhan ingin kita menjadi anak-anak-Nya yang tahu mengucap syukur. Tentu seluruh hidup kita adalah persembahan kita yang sejati. Tetapi sudah sepatutnya kita mengucap syukur atas berkat yang kita peroleh dari penghasilan dan pekerjaan kita. Ada baiknya kita membuat sebuah peringatan akan ucapan syukur tersebut. Selain ucapan terima kasih melalui doa, persembahan persepuluhan, kita bisa memberikan persembahan dalam bentuk lain sebagai tanda syukur kita atas berkat-berkat Tuhan. Hal ini bisa menunjukkan keyakinan kita akan pemeliharaan Tuhan sebagai sumber berkat, sekaligus meyakini bahwa Ia adalah Pribadi yang berdaulat memelihara kehidupan kita. 
REFLEKSI DIRI 
1. Hal apa yang biasanya Anda lakukan sebagai wujud syukur atas berkat Tuhan yang Anda peroleh melalui penghasilan?
2. Mengapa kita perlu mengucap syukur atas berkat-Nya?
YANG HARUS DILAKUKAN
Buatlah sebuah peringatan akan ucapan syukur terhadap berkat Tuhan melalui penghasilan kita. Selain ucapan terima kasih melalui doa, persembahan persepuluhan, berilah persembahan khusus dalam bentuk lainnya.
POKOK DOA
Maka aku berseru kepada-Mu ya Tuhan yang memberikan persediaan di dalam hidupku. Oleh sebab itu, di sini aku membawa hasil persembahan yang telah Kauberikan kepadaku, ya TUHAN. Dalam nama Yesus. Amin.

HIKMAT HARI INI
Persembahan syukur atas rejeki yang Tuhan limpahkan bisa menunjukkan keyakinan kita akan pemeliharaan Tuhan, sang sumber berkat.
Share:

Disembunyikan Oleh Tuhan

Zefanya 1:1-3

Lebih baik berlindung pada TUHAN, dari pada percaya kepada manusia.
- Mazmur 118:8

Kitab Zefanya adalah salah satu kitab yang mungkin jarang kita baca. Zefanya adalah nabi Tuhan yang hidup di zaman Raja Yosia, pada masa-masa akhir Kerajaan Yehuda Selatan. Yang menarik, nama Zefanya secara literal berarti “disembunyikan oleh Tuhan”. Disembunyikan dari apa?
Kita tahu bahwa Raja Yosia, seorang bocah berusia delapan tahun yang diangkat menjadi raja, adalah raja yang benar (2Raj. 22:2). Ia memperjuangkan reformasi di Kerajaan Yehuda Selatan dengan cara memecat imam dewa-dewa asing serta menghapuskan segala bentuk penyembahan berhala (2Raj. 23). Sepertinya kisah hidup Yosia dan Kerajaan Yehuda Selatan akan berakhir dengan happy ending.
Namun, hidup Yosia berakhir tragis. Perikop 2 Tawarikh 35:20-25 menceritakan bahwa Nekho, raja Mesir, ingin memerangi Asyur (2Raj. 23:29) dan Yosia ikut campur. Nekho memperingatkan Yosia agar tidak menghentikannya, tetapi Yosia bersikeras. Lalu ayat 2 Tawarikh 35:22 menekankan bahwa Yosia tidak mengindahkan kata-kata Nekho yang merupakan “pesan Allah”. Singkat cerita, reformasi Yosia gagal karena ia tidak mendengarkan pesan Allah dan karena Kerajaan Yehuda sudah begitu bejatnya.
Inilah kenyataan hidup. Kita bisa membayangkan betapa bersukacitanya Zefanya melihat reformasi yang dilakukan Yosia. Kerajaan Yehuda meninggalkan penyembahan berhala dan ia berharap keadaan akan semakin membaik. Namun, semua harapan Zefanya kandas ketika melihat Yosia mengakhiri reformasinya sendiri secara tidak langsung dengan main sok jago melawan Nekho dan akhirnya tewas sebelum reformasinya terselesaikan. Zefanya tidak dapat bersembunyi di balik perlindungan Yosia.
Demikian pula di dalam hidup. Kita mungkin melihat seorang pemimpin baru, teladan panutan, agen perubahan, seorang yang kita percaya diutus Tuhan untuk membawa pengharapan, sebagaimana Zefanya melihat Yosia atau juga orang-orang Israel memandang Saul.
Jika kita meninggikan seseorang ke atas takhta pengharapan hati kita, kita harus siap kecewa. Sepandai-pandainya tupai melompat, sekali-kali akan jatuh juga, demikian kata pepatah. Tentu ini bukan berarti kita menjadi pesimis, sinis, dan berpikiran negatif terhadap semua orang. Poinnya adalah tidak peduli sesempurna apa pun seseorang, manusia pasti bisa salah. Satu-satunya pribadi yang kepada-Nya kita bersembunyi dan berlindung adalah Tuhan Yesus Kristus.
Refleksi Diri:
Apakah Anda pernah mengidolakan seseorang, mungkin seorang rohaniwan, pemimpin gereja, atau tokoh politik tertentu, lalu dikecewakan karena ternyata ia tidak sesempurna yang dibayangkan?
Apa langkah praktis Anda menggantungkan pengharapan dan bersembunyi dalam perlindungan Yesus?"
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.