Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Keadilan Allah Dan Dosa Manusia

Wahyu 16:1-11
Dan manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan mereka menghujat nama Allah yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka itu dan mereka tidak bertobat untuk memuliakan Dia.
- Wahyu 16:9

Pernahkah terbersit di pikiran Anda, mengapa orang benar menderita dan orang fasik berjaya selama hidup di dunia ini? Apakah Tuhan lalai? Jelas tidak. Tuhan tidak lalai, tetapi Dia sabar dan memberikan kesempatan kepada manusia untuk bertobat (2Ptr. 3:9). Namun, saat keadilan Tuhan akan dijalankan, perbuatan-perbuatan fasik tidak akan berlalu tanpa hukuman-Nya. Kebenaran ini terungkap jelas di dalam Wahyu

Pada perikop ini malaikat-malaikat menumpahkan tujuh cawan murka Allah ke bumi (ay. 1). Cawan pertama sampai ketiga ditumpahkan ke atas bumi, laut, sungai dan mata air (ay. 2-4). Berbeda dengan sangkakala yang mana hanya sebagian manusia yang terkena, hukuman cawan murka menimpa semuanya. Maka terjadilah malapetaka atas “semua yang memakai tanda dari binatang itu dan yang menyembah patungnya” (ay. 2), “segala yang bernyawa, yang hidup dalam laut” (ay. 3), dan sungai dan mata air “semuanya menjadi darah” (ay. 4). Air laut, sungai, dan mata air menjadi darah adalah simbol tentang matinya urat nadi perekonomian bangsa-bangsa. Cawan keempat mengakibatkan matahari begitu panas dan menghanguskan manusia (ay. 8). Ini juga lambang hukuman Allah atas kebejatan moral manusia. Cawan kelima menimpa “takhta binatang itu” yakni pemerintahan yang menganiaya orang percaya. Mereka dihukum sehingga “kerajaannya menjadi gelap”, yakni mereka terpisah dari terang Allah (ay. 10).
Keadilan Allah seperti pedang bermata dua. Ia mendatangkan pujian dan sukacita bagi orang benar, tetapi teror bagi orang fasik. Orang benar akan memuji Allah karena keadilan-Nya (ay. 5). Darah orang-orang kudus yang ditumpahkan telah dibalaskan (ay. 6). Hukuman Allah begitu keras, tetapi yang mengherankan adalah mereka tidak bertobat untuk memuliakan Dia (ay. 9) dan bahkan menghujat Allah di sorga (ay. 11).
Pengikut Yesus Kristus harus dengan sabar menanti keadilan Tuhan. Jangan iri dengan keberhasilan orang fasik di dunia, tetapi tekun dan sabar menjalani kehidupan di dalam iman. Waktu penghakiman Tuhan akan tiba, Dia akan menyatakan keadilan pada waktu-Nya.
Refleksi Diri:
Apakah ada terbersit di dalam perasaan Anda, iri hati terhadap keberhasilan orang-orang fasik? Mohonkan pengampunan dari Tuhan.

Bagaimana Anda melatih kesabaran dan ketekunan menjalani hidup, saat menantikan keadilan Tuhan?
Share:

MANFAAT MENYANYIKAN LAGU ROHANI

Efesus 5:19-20
AYAT HAFALAN
Efesus 5:19

Menyanyi merupakan salah satu aktivitas y dapat menenangkan hati. Salah satu manfaat bernyanyi bagi kesehatan mental adalah mengurangi stres. Hal ini terbukti melalui sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa kadar hormon kortisol atau hormon stres dalam tubuh seseorang dapat menurun setelah bernyanyi. Dokter Don Colbert, yang telah banyak menolong orang sekaligus penulis buku “Stress Less”, telah membuktikan bagaimana peranan lagu rohani bagi pasiennnya di dalam praktiknya. “Saya memainkan musik rohani di kantor saya untuk meningkatkan kesembuhan dalam tubuh para pasien saya. Musik inspirasional bisa mengisi lubuk hati Anda dengan damai sejahtera dan sukacita,” ucapnya.
Firman Tuhan sendiri banyak mengajak kita untuk bernyanyi bagi Tuhan. “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.” (Kolose 3:16). Bahkan Tuhan Yesus sendiri mempraktikkan bagaimana Ia menyanyikan lagu rohani. “Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan murid-murid-Nya ke Bukit Zaitun.” (Matius 26:30). Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Rasul Paulus berkata, “Nyanyikanlah lagu-lagu rohani dengan tulus!” Bukan tanpa alasan Paulus menyerukan hal ini. Paulus sendiri telah merasakan bagaimana kuasa pujian menghadirkan mujizat dalam hidupnya. Saat mereka bernyanyi sampai tawanan lain mendengar, melalui nyanyian tersebut belenggu mereka terlepas secara ajaib dan semua pintu penjara terbuka (Kisah Para Rasul 16:25). Sebab Tuhan bersemayam di atas puji-pujian umat-Nya (Mazmur 22:3). Mulai saat ini, mari kita membiasakan diri untuk menyanyikan lagu-lagu rohani. Kita juga bisa melatihnya dengan mendengar lagu rohani. Saat mengemudi atau bekerja mainkanlah musik inspirasional Anda, dan Anda akan menemukan damai sejahtera Tuhan mengisi hati Anda. [RS]
REFLEKSI DIRI 
1. Apakah Anda sudah memiliki kebiasaan untuk menyanyikan dan mendengarkan lagu rohani?
2. Mengapa penting bagi kita untuk menyanyikan lagu-lagu rohani dengan tulus?
YANG HARUS DILAKUKAN
Biasakan diri untuk menyanyikan lagu-lagu rohani. Kita juga bisa melatihnya dengan mendengar lagu rohani. Saat mengemudi atau bekerja mainkanlah musik inspirasional Anda.
POKOK DOA
Bapa, firman-Mu mengajarku untuk bernyanyi dan bersorak bagi-Mu dengan segenap hati sebab Engkau bertahta di atas puji-pujian. Apa pun yang kualami, aku mau bernyanyi untuk-Mu sebab kasih-Mu besar di dalam hidupku. Dalam nama Yesus, Amin.
HIKMAT HARI INI
“Saya memainkan musik rohani di kantor saya untuk meningkatkan kesembuhan dalam tubuh para pasien saya.” – Don Colbert
Share:

DI MANAKAH KEPERCAYAANMU?

Lukas 8:22-33
AYAT HAFALAN
Lukas 8:25
Ketika berada dalam situasi yang baik, hal-hal yang kita rencanakan dan lakukan berjalan lancar, “pintu-pintu” seakan dibukakan, kita sering terkecoh bahwa hal-hal demikian menjadi indikasi yang menyatakan kita ada di dalam jalur kehendak Tuhan. Namun ketika hal yang kita rencanakan tidak berjalan lancar, kita pikir kita sedang berada di luar jalur kehendak-Nya. Padahal tidaklah selalu demikian. Ada kalanya perjalanan iman kita diperhadapkan pada situasi yang tidak mudah dan memang itu merupakan kehendak Tuhan. 
Suatu kali Yesus menyuruh para murid untuk bertolak ke seberang. Pesan Yesus jelas, “Marilah kita bertolak ke seberang danau” (Lukas 8:22). Itu artinya ini adalah kehendak Tuhan bagi para murid. Namun setelah menyeberang, mereka diperhadapkan dengan masalah. Badai taufan menerpa, perahu mereka kemasukan air, sehingga mereka berada dalam bahaya. Jika kita telusuri kelanjutan dari kisah ini, para murid ketakutan padahal mereka bersama-sama dengan Yesus. Yesus pun menegur sikap mereka dan bertanya, “Di manakah kepercayaanmu?” Setelah melalui badai tersebut, ternyata mereka sudah diperhadapkan dengan sebuah pelayanan penting. Mereka harus siap untuk melayani seseorang yang sangat membutuhkan, yaitu laki-laki yang dirasuki oleh setan-setan sekian lamanya. Dari kisah ini kita belajar bahwa ada kalanya ketika berada di jalur kehendak Tuhan, masalah bisa saja justru datang melanda. Kita juga jadi mengerti bahwa maksud dari setiap masalah adalah untuk menguji kualitas iman kita. Seperti halnya yang dikatakan oleh penulis Yakobus, agar kita menganggap sebagai suatu kebahagiaan apabila kita jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan. Sebab ujian terhadap iman itu akan menghasilkan ketekunan, dan bila ketekunan itu memperoleh buah yang matang, kita menjadi sempurna, utuh, dan tak kekurangan suatu apa pun (Yakobus 1:2-4). Sementara kita kerap begitu terpaku dengan beratnya masalah, Tuhan justru sedang menanti kualitas iman kita untuk suatu tujuan yang lebih besar dan mulia. Jangan biarkan diri kita menjadi ragu akan kehadiran dan kuasa Tuhan. Sebaliknya, tunjukkan melalui sikap dan respon yang seturut dengan firman Tuhan bahwa kita benar-benar percaya penuh kepada Tuhan. [RS]

REFLEKSI DIRI 
1. Bagaimana Anda memandang sebuah masalah yang menerpa hidup Anda? Ketika diterpa masalah, apakah Anda benar-benar percaya pada Tuhan, dengan cara bagaimana?
2. Melalui kebenaran firman Tuhan hari ini, apa tujuan dari sebuah masalah?

YANG HARUS DILAKUKAN
Ketika diperhadapkan dengan masalah, tunjukkan melalui sikap dan respon yang seturut dengan firman Tuhan bahwa kita benar-benar menaruh percaya penuh kepada Tuhan.

POKOK DOA
Bapa, firman-Mu mengajarku tetap percaya pada-Mu di tengah masalah yang menimpaku. Mampukan aku meresponi masalah dengan benar, sehingga menghasilkan ketekunan, dan memperoleh buah yang matang, agar aku menjadi utuh. Dalam nama Yesus. Amin.

HIKMAT HARI INI
Kepercayaan kepada Tuhan terwujud dalam sikap yang mengakui kehadiran, kuasa, dan kedaulatan Tuhan atas setiap masalah yang menimpa.
Share:

Kebahagiaan Orang Percaya

Wahyu 14:1-13

Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.” “Sungguh,” kata Roh, “supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.”

- Wahyu 14:13

Kita pasti sering mendengar akronim RIP yaitu singkatan dari Rest In Peace atau dalam bahasa Indonesia artinya beristirahat dengan tenang. Akronim ini sering ditemukan di nisan-nisan orang Kristen ataupun saat kita mengucapkan bela sungkawa atas seseorang yang wafat. Mengapa akronim ini digunakan dalam situasi tersebut? Karena akronim ini menyatakan arti dari kematian bagi orang-orang percaya. Kematian adalah waktu beristirahat dari jerih payah mereka. Mereka beristirahat dalam damai sentosa. Kebenaran ini terungkap dengan jelas di dalam Wahyu 14.

Yohanes melihat visi di surga. Ia melihat Anak Domba, Yesus Kristus, bersama dengan 144.000 pengikutnya (ay. 1). Ini bukan angka literal, tetapi simbol keseluruhan orang percaya. Di surga, orang-orang penuh kebahagiaan dan mereka melantunkan nyanyian baru (ay. 2-3). Mereka yang diselamatkan adalah orang-orang yang mengikuti Sang Anak Domba dan tidak mencemarkan dirinya dalam dosa (ay. 4-5). Yohanes kemudian melihat seorang malaikat lain menyampaikan Injil kepada semua bangsa di dunia (ay. 6). Injil memiliki dua aspek: keselamatan bagi yang menerima dan kebinasaan bagi yang menolak. Karena itu, malaikat memproklamasikan penghakiman bagi Babel, simbol bagi semua bangsa yang menolak Injil (ay. 7-8). Mereka yang menolak Allah dan menjadi pengikut Si Jahat akan mendapatkan penyiksaan kekal (ay. 11). Sebaliknya, bagi yang setia sampai mati di dalam Tuhan, yakni mereka yang menuruti perintah Allah dan beriman kepada Yesus, mereka disebut berbahagia karena sekarang boleh beristirahat dari segala jerih payah mereka di bumi (ay. 12-13).

Penggambaran ini menjadi pelajaran yang indah bagi setiap kita orang-orang percaya hari ini. Selama di dunia, kita memang harus berjerih payah, bahkan harus siap menderita, memikul salib, dan mengikuti Yesus setiap hari. Namun, semua usaha kita tidak akan sia-sia. Penderitaan sementara kita akan dibalas dengan kebahagiaan kekal. Dengan catatan, kita harus setia bertahan sampai akhir.

Refleksi Diri:

Apakah Anda telah siap untuk berjerih lelah dalam penderitaan selama di dunia ini? Apa janji yang bisa menguatkan Anda saat menghadapinya?

Siapa orang-orang yang masih ragu-ragu akan jaminan keselamatan di dalam Yesus yang ingin Anda doakan"

Share:

Sang Firman Mengalahkan Bangsa-bangsa

Wahyu 19:11-21

Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa. Dan Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa.
- Wahyu 19:15

Yesus masuk kota Yerusalem naik keledai. Namun, ketika waktu-Nya telah tiba, Dia akan datang kembali dengan menunggang kuda putih. Orang Kristen adalah pembawa damai (Mat. 5:9), tetapi mereka sekaligus juga adalah prajurit-prajurit Kristus (2Tim. 2:3). Sebagai pembawa damai, mereka harus naik keledai seperti Kristus; dan sebagai prajurit Kristus, mereka akan menunggang kuda putih bersama-Nya. Orang Kristen selalu dalam kondisi peperangan rohani melawan Iblis dan pengikut-pengikutnya (2Kor. 10:3-4). Namun, mereka akan menang karena Kristus Yesus telah menang.
Wahyu 19 menyatakan kemenangan Kristus atas musuh-musuh-Nya. Yohanes melihat Yesus Kristus datang kembali, bukan lagi menunggang seekor keledai, tetapi seekor kuda putih (ay. 11). Bersama dengan-Nya juga pasukan dari surga, dan mereka juga menunggang kuda putih (ay. 14a). Pasukan ini bukan malaikat, tetapi mereka yang memakai kain lenan halus, yakni orang-orang percaya. Dari mulut Kristus keluar sebilah pedang tajam untuk memukul segala bangsa (ay. 15). Ini artinya, Kristus yang dulu datang dengan damai, sekarang datang untuk menghakimi dan mengalahkan musuh-musuh-Nya. Yesus sekarang menyatakan diri-Nya adalah “Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan” (ay. 16). Akan ada perjamuan di mana orang-orang percaya akan makan daging semua musuh-musuh Allah (ay. 18). Ini bahasa simbolis bahwa Kristus dan pengikut-Nya akan menang, serta mengadakan pesta kemenangan atas musuh-musuh mereka. Iblis dan pengikutnya berkumpul melawan Kristus dan pasukannya, tetapi mereka akan dikalahkan dan “dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang” (ay. 20). Ini adalah hukuman kekal bagi Iblis dan pengikut-pengikutnya.
Peperangan rohani, yaitu peperangan melawan Iblis dan roh-roh jahat adalah realita rohani yang tak kelihatan, tetapi nyata. Hari ini, peperangan rohani ini masih terus berlangsung. Sebagai prajurit Kristus, kita harus waspada dan terus setia mengikuti Kristus, Sang Firman Allah (ay. 13). Hanya oleh Sang Firman Allah, Iblis dan pengikut-pengikutnya akan dikalahkan dan dibinasakan.

Refleksi Diri:

Bagaimana agar Anda tidak gentar sekaligus tidak gegabah dalam peperangan rohani melawan Iblis dan roh-roh jahat?
Apakah Anda rutin berdoa memohon pemeliharaan dan kekuatan dari Tuhan dalam peperangan rohani selama di dunia ini?
"
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.