Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Tawar Hati

2 Korintus 4:1-6

Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati.

—2 Korintus 4:1

Tawar hati adalah sebuah istilah yang tepat untuk menggambarkan keadaan hati yang sudah tidak lagi merasakan antusias, gairah atau semangat akan sesuatu. Dalam istilah psikologi, tawar hati adalah kondisi yang sering diselaraskan dengan mati rasa atau kondisi yang mana seseorang merasa hampa dan kesulitan dalam mengungkapkan emosi yang dirasakan. Tawar hati pada manusia dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satu faktor terbesarnya adalah tidak mendapatkan apa yang diharapkan atau dengan kata lain apa yang terjadi tidak sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan.
 Jika melihat perjalanan pelayanan Rasul Paulus, sangat mungkin ia mengalami tawar hati dalam menunaikan panggilan pelayanan-Nya. Segala penderitaan dan lika-liku pelayanan yang sulit harus dipikul Paulus ketika menjalani tugasnya sebagai seorang murid Kristus. Ia pernah disiksa, dipenjara, difitnah, dipukul, dan mendapat banyak perlakuan diskriminatif lainnya ketika memperkenalkan Pribadi yang mengubahkan jalan hidupnya, yaitu Kristus Yesus. Namun, kepada jemaat Korintus dengan yakin ia menyatakan perasaannya pada ayat emas di atas bahwa semua yang dialaminya adalah sebuah kemurahan dan anugerah dari T uhan Yesus. Paulus menegaskan bahwa dalam mengikut Yesus dan melayani-Nya, memang sangat mungkin dirinya mengalami tawar hati, tetapi ia memilih untuk tidak tawar hati. Menjadi tawar hati adalah sebuah pilihan yang tidak Paulus ambil, walaupun ia melihat banyak hal yang tidak sesuai dengan harapannya terjadi di dalam hidupnya.
 Mari kita melihat kembali perjalanan kehidupan pelayanan kita dalam mengikut Kristus selama ini. Saya tidak tahu sudah berapa lama Anda menjadi seorang Kristen, tetapi yang menjadi pertanyaan penting untuk direnungkan: apakah ada tawar hati Anda rasakan saat ini? 
Bagaimana sikap hati Anda saat perjalanan mengikut Kristus tidak sesuai dengan ekspektasi Anda? Apa yang Anda lakukan pada saat melayani T uhan dan ternyata pelayanan Anda tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi? Apakah Anda menjadi tawar hati? Menjadi tawar hati adalah sebuah pilihan yang bisa tidak kita ambil ketika kita mengarahkan kembali perspektif kita kepada T uhan yang memercayakan anugerah dan kemurahan-Nya dalam kehidupan kita.
Refleksi Diri:
• Apa hal-hal yang membuat Anda mudah untuk tawar hati ketika melayani T uhan Yesus?
• Mengapa Anda bersedia menanggung harga saat mengikuti dan melayani T uhan Yesus walaupun tidak sesuai dengan harapan Anda?
dan bukan menimbulkan rasa takut terhakimi. Perempuan ini akhirnya menerima anugerah Allah, kasih sayang, kelembutan, kebaikan dan jalan keluar dari kegagalan hidupnya.
Share:

Gotong Royong Dalam Kristus

Galatia 6:1-10

Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.
- Galatia 6:2

Indonesia merupakan negara dengan nilai gotong royong yang tinggi. Saya ingat sewaktu SD, sering kali diajarkan mengenai semangat gotong royong di tengah masyarakat. Awalnya saya mengira itu hanya pelajaran semata. Tak lama setelah pelajaran tersebut, saya melihat fakta yang terjadi di lingkungan tempat tinggal saya saat itu. Tenyata benar, gotong royong sudah mengakar di tengah masyarakat Indonesia. Selepas masa pandemi, semakin banyak kegiatan gotong royong dilakukan oleh masyarakat. Pandemi yang melanda dan menghancurkan perekonomian yang berjalan, membuat banyak masyarakat Indonesia bergotong royong untuk membangun dan membantu satu sama lain. Beberapa program galang dana yang diadakan secara daring pun semakin marak terjadi di negara kita. Sungguh
suatu nilai dan sikap yang sangat indah untuk dipertahankan.
Sikap gotong royong ternyata bukan hanya ajaran tradisi masyarakat di negara kita. Gotong royong juga merupakan suatu nilai yang Alkitab ajarkan. Rasul Paulus menyampaikannya melalui surat Galatia. Sebelum menutup suratnya, Paulus memberikan nasihat agar jemaat Galatia dapat saling membantu sama lain. Menariknya, Paulus bukan hanya menekankan sikap membantu secara materi, tetapi juga saling membantu dalam hal kerohanian. Pada saat itu banyak pengajaran sesat bermunculkan dan Paulus tahu, situasi tersebut mempersulit mereka yang belum dewasa secara rohani. Oleh karena itu, Paulus memerintahkan jemaat yang lebih dewasa secara rohani untuk membantu rekan-rekan yang belum bertumbuh kerohaniannya. Membantu bukan untuk pamer seorang lebih hebat daripada yang lain, melainkan untuk menabur apa yang baik, yang sesuai dengan kehendak Allah. Paulus menasihatkan jemaat untuk banyak menabur dalam Roh dan jangan menabur dalam daging (ay. 8) sebab apa yang ditabur, itulah yang akan mereka tuai.
Dalam komunitas rohani kita, tentu tidak semua orang berada dalam tingkat kerohanian yang sama. Ada yang sudah matang secara rohani, tetapi ada juga yang masih baru. Janganlah perbedaan kerohanian yang ada menjadi pemicu terjadinya konflik di tengah komunitas kita. Biarlah perbedaan tersebut membuat kita lebih semangat gotong royong bertumbuh dalam Kristus. Bukan masalah siapa lebih benar dan siapa yang salah, melainkan siapa yang terus menabur hal yang baik. Yuk, kita bergotong royong dalam Kristus!
Refleksi Diri:
Apakah selama ini Anda sudah turut berbagian gotong royong dalam komunitas rohani Anda?
Apa yang dapat Anda lakukan untuk saling membantu rekan rohani Anda bertumbuh?"
Share:

KEHIDUPAN YANG BARU

Kisah Para Rasul 13:32-41
Jadi ketahuilah, hai saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan
kepada kamu pengampunan dosa.
(Kis. 13:38)

29 September adalah tanggal yang dikhususkan memperingati Hari Jantung Sedunia, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan jantung. Tahukah Anda bahwa cangkok jantung di dunia pertama kali dilakukan tahun 1967? Penerimanya bernama Philip Blaiberg. Ia memperoleh donor dari seorang perempuan yang meninggal karena kecelakaan. Dokter yang melakukan operasi adalah Dr. Christiaan Barnard. Peristiwa itu mengubah sejarah pengobatan jantung di dunia. Serta tentu saja, memberikan kehidupan yang baru kepada Philip dengan jantung barunya.
Mengenal Yesus Kristus adalah sebuah kehidupan yang baru bagi Paulus. Kehidupan yang berbeda dari kehidupan nenek moyang Israel di masa lalu (lih. Kis. 13:16-31). Bahwa di dalam Kristus, janji keselamatan yang dinanti-nantikan oleh umat telah digenapi. Penggenapannya terjadi melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus yang membawa pengampunan bagi dosa-dosa umat-Nya. Karena itu, Paulus memperingatkan agar orang-orang di Antiokhia saat itu waspada dan jangan menjadi penghina firman.
Kehidupan dalam Yesus Kristus setiap hari adalah kehidupan yang baru. Kehidupan yang diselamatkan. Tuhan mengampuni dosa-dosa kita dan memberikan kesempatan hidup yang baru. Mungkin dalam masa lalu, kita menjadi orang-orang yang tidak percaya. Atau percaya, tetapi masih melakukan dosa. Sekarang, jalanilah setiap hari sebagai hari baru bersama Tuhan.
REFLEKSI:
Bersyukur atas pengampunan dosa dan
kesempatan hidup baru di dalam Tuhan.

 


 
YKB MEDIA
The stream could not be loaded, either because the server or network failed or because the format is not supported.

"
Share:

Teladan Iman

Ibrani 13:7-9

Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.
- Ibrani 13:7

Mereka yang telah menjadi orangtua menyadari benar bahwa anak-anak belajar lebih cepat dengan mengobservasi serta meniru tingkah laku orang dewasa, bukan dengan mendengarkan perintah atau nasihat mereka. Begitu pula dengan kehidupan orang Kristen. Pertumbuhan iman dan karakter orang Kristen sangat dipengaruhi oleh teladan iman di dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu, penulis kitab Ibrani menasihatkan orang-orang Kristen untuk mengingat pemimpin-pemimpin mereka, yakni orang-orang yang telah mengabarkan Injil, mengajarkan kebenaran firman, serta membentuk jemaat gereja. Orang Kristen diundang untuk memerhatikan hidup dan mencontoh iman mereka.
Apa yang perlu diingat, diperhatikan, dan dicontoh dari para pemimpin rohani seperti ini? Kita perlu mengingat kesetiaan mereka dalam memberitakan Injil serta firman. Firman Tuhan yang mereka beritakan, berbuah dalam gaya hidup mereka. Bukan hanya pemikiran, tetapi sikap hidup mereka juga patut menjadi perhatian. Penulis kitab Ibrani meminta jemaat untuk mengobservasi dengan seksama serta merenungkan teladan para pemimpin tersebut.
Ayat emas di atas mengundang kita untuk mencontoh sesuatu yang baik. Kata “contohlah” pada ayat tersebut dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai “emulate”. Kata “emulate” lebih daripada sekadar meng-copy. Secara definisi, “to emulate” berarti to match or surpass (a person or achievement), typically by imitation, ini bisa berarti meniru, menyamai, bahkan menandingi atau melebihi pencapaian mereka. Jika memungkinkan, saat mencontoh teladan kehidupan para pemimpin rohani kita, jadilah lebih daripada mereka yang telah mendahului memberikan teladan kepada kita. Ini dimungkinkan karena kita memiliki iman kepada Tuhan yang sama dengan mereka, yaitu iman kepada Kristus Yesus. Ingatlah bahwa Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini, dan sampai selama-lamanya (ay. 8).
Jadi, sangat mungkin bagi kita untuk mencontoh iman para pemimpin rohani, para penginjil atau pahlawan iman. Yesus yang kita sembah yang akan memampukan dan memberi hikmat serta kekuatan bagi kita untuk menyampaikan firman dan Injil kepada orang-orang yang belum mengenal-Nya. Biarlah suatu hari nanti kita pun menjadi contoh bagi generasi-generasi selanjutnya.
Refleksi Diri:
Siapa pemimpin-pemimpin rohani yang kehidupan imannya bisa Anda teladani?
Apa hal-hal yang bisa Anda contoh dari kehidupan mereka? Apa yang telah Anda lakukan untuk meneladani kehidupan mereka kepada generasi selanjutnya?"
Share:

Bahaya Kesombongan Diri

Yunus 4:1-4

Maka manusia akan ditundukkan, dan orang akan direndahkan, ya, orang-orang sombong akan direndahkan.
- Yesaya 5:15

Kapal Titanic merupakan salah satu hasil karya teknologi perkapalan yang paling dibanggakan pada zamannya. Ketika seorang awak kapal Titanic ditanya mengenai kekuatan dari kapal tersebut, ia menjawab dengan tinggi hati, “Bahkan Tuhan pun tidak dapat menenggelamkan kapal ini.” Namun, seperti yang dicatat di dalam sejarah, hanya empat hari setelah pelayaran perdananya kapal Titanic menabrak bongkahan gunung es dan karam. Kisah ini menunjukkan betapa bahayanya kesombongan dalam hidup manusia dan jika tidak berhati-hati kesombongan tersebut juga dapat memengaruhi hubungan kita dengan Tuhan.

Seorang nabi Tuhan, seperti Yunus pun tidak terlepas dari jerat kesombongan diri. Kesombongannya terlihat dalam komplainnya terhadap Tuhan di ayat 2 dan 3. Ia melihat Tuhan berbuat kesalahan dengan tidak jadi menghukum orang Niniwe yang bertobat. Menariknya, ia seperti sudah memperkirakan hal tersebut sehingga lebih memilih untuk lari dari Tuhan daripada melakukan sesuatu hal yang “salah”. Sungguh ironis, mengingat di pasal 2 Yunus pernah mengatakan bahwa ia telah memilih Tuhan yang benar, tidak seperti penyembah berhala (termasuk juga orang Niniwe yang tidak menyembah Tuhan). Yunus merasa dirinya lebih benar daripada orang Niniwe, tetapi ternyata orang Niniwe memberikan respons yang lebih benar terhadap teguran Tuhan daripada nabi-Nya yang sombong.
Kesombongan Yunus ternyata juga berlanjut sampai kepada orang Israel di zaman Yesus. Mereka memiliki semangat yang berapi-api untuk mengikuti hukum Taurat, tetapi tanpa memiliki relasi yang dekat dengan Tuhan. Ketaatan tersebut membuat mereka menjadi legalistik. Contohnya ketika mereka akan merajam di hadapan Yesus perempuan yang berbuat zinah, mereka terdiam ketika Yesus mengingatkan bahwa mereka juga berdosa (Yoh. 8:1-11). Kesombongan juga yang menyelubungi diri mereka untuk bisa melihat Sang Mesias dalam diri Tuhan Yesus.
Kesombongan juga dapat masuk dalam kehidupan orang Kristen. Kesombongan dapat membuat kita menghakimi orang di sekitar kita tanpa menyadari kita juga orang berdosa yang menerima anugerah. Kesombongan juga dapat membuat kita merasa lebih tahu yang terbaik dalam kehidupan kita (Yak. 4:13-16). Mari kita berhati-hati dengan kesombongan diri dan belajar hidup dengan rendah hati di hadapan Tuhan.
Refleksi Diri:

Apa bentuk kesombongan diri yang mungkin ada di dalam kehidupan orang Kristen?
Bagaimana Anda menjaga diri dari sikap menyombongkan diri?
"
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.