Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Benci Jadi Cinta

Markus 14:26-31 

Kata orang, jangan terlalu cinta, jangan terlalu benci. Itu karena nanti cinta kita malah bisa berubah menjadi kebencian. Perubahan perasaan ini bisa terjadi bila kita mengalami peristiwa yang mengecewakan.

Tampaknya demikianlah yang diperingatkan oleh Yesus kepada Petrus. Murid ini terlalu berkobar-kobar menyatakan cintanya kepada Yesus, hingga menyangkal bahwa imannya akan terguncang (29). Bahkan, Petrus menganggap dirinya lebih kuat daripada yang lain, sehingga dirinya satu-satunya yang akan tetap teguh. Petrus dibutakan oleh cintanya sehingga menganggap bahwa ia akan kuat menanggung segala sesuatu, khususnya dalam mengikut Yesus. Bahkan, katanya, dia pun siap mati bagi Yesus (31).

Tentu saja, militansi seperti Petrus ini dibutuhkan. Kalau tidak ada orang yang militan dalam beriman kepada Yesus, tidak akan ada yang bertahan di tengah berbagai tekanan dan tantangan iman Kristen. Kita harus penuh semangat dan tangguh dalam iman kita. Namun, setiap orang percaya tetap harus menyadari keterbatasan dirinya, tidak menjadi jemawa dan merasa diri senantiasa kuat dengan kekuatan sendiri. Jangan pula kita merasa diri lebih kuat, apalagi paling kuat, dibandingkan orang lain.

Setiap orang harus sadar bahwa di dalam dirinya selalu ada kelemahan manusiawi. Kesadaran ini bukan untuk menjadikan kita rendah diri atau minder, juga bukan untuk menjadi alasan atau pemakluman untuk melakukan kesalahan atau ketidaksetiaan. Kesadaran ini menolong supaya kita tidak sombong dan bisa selalu mewaspadai diri sendiri.

Selain itu, dengan kesadaran yang demikian, kita tidak akan terpuruk berkepanjangan atau kecewa berlebihan terhadap diri sendiri hingga tidak bisa bangkit lagi ketika kita melakukan kesalahan. Sebaliknya, kita bisa mengakui kelemahan kita, lalu berusaha untuk menjadi lebih setia dan lebih kuat lagi. Namun, hal yang lebih utama daripada itu semua adalah kita selalu ingat bahwa Tuhanlah sumber kekuatan kita. Dialah yang memampukan kita untuk beriman dengan setia sampai akhir. [KRS]

Share:

Pista

Markus 14:22-25 

Dalam bahasa Jawa, pista berarti pesta yang menggambarkan perayaan besar. Namun, pista juga sering dijadikan akronim dari "tipis rata". Maksudnya, di dalam sebuah pesta, makanan yang ada mungkin tidak selalu berlimpah, tetapi semua orang mendapat makanan walau hanya sedikit.

Hal senada ditunjukkan oleh Yesus saat mengadakan perjamuan. Roti dipecahkan dan dibagikan (22). Anggur dalam cawan diminum secara bergantian (23). Itu berarti semua orang mendapat bagian dari roti dan cawan yang sama.

Sampai sekarang perjamuan kudus yang dilakukan oleh gereja pun menunjukkan hal yang sama. Setiap orang hanya mendapat sekeping roti dan seseloki anggur. Memang jumlah sesedikit itu tidak akan menghilangkan lapar dan dahaga. Namun, semua menerima dan turut menikmati perjamuan secara rata.

Hal seperti itu terjadi dan tidak pernah menjadi masalah karena orang paham bahwa tujuan utamanya bukanlah untuk menjadi kenyang dan puas. Yang menjadi pusat perhatian adalah apa yang dilambangkan oleh perjamuan itu, yaitu keselamatan yang dianugerahkan oleh Tuhan. Roti melambangkan tubuh Yesus, anggur melambangkan darah Yesus. Keduanya dikurbankan untuk menyelamatkan manusia. Dengan roti dan anggur yang dibagikan kepada semua orang secara rata, dinyatakan bahwa keselamatan dianugerahkan kepada semua orang tanpa terkecuali. Tuhan menghendaki supaya semua orang selamat.

Oleh karena itu, kita tidak perlu merasa tinggi hati karena kita telah diselamatkan. Orang yang Tuhan ingin selamatkan bukan hanya diri kita. Demikian pula, kita tak perlu merasa iri atau kesal karena orang lain juga Tuhan selamatkan, padahal menurut kita, dia tidak pantas untuk diselamatkan. Tuhan mau agar semua orang selamat.

Yang perlu kita lakukan bukan menilai orang lain, tetapi menerima keselamatan yang menjadi bagian kita. Lalu, turutlah bersukacita bersama semua orang lain yang juga diselamatkan oleh Tuhan. Pista, demikianlah keselamatan dianugerahkan bagi semua orang. [KRS]

Share:

Harus Terjadi!


Markus 14:12-21 

Sesuai tradisi, orang Yahudi akan mengadakan perjamuan makan Paskah. Demikian pula Yesus dan murid-murid-Nya.

Yesus memberi perintah kepada dua orang murid-Nya supaya pergi ke kota untuk mempersiapkan perjamuan Paskah (13-15). Mereka pun pergi sesuai yang diperintahkan Yesus, dan benarlah, semua sudah tersedia persis seperti yang Yesus katakan (16).

Tiba saatnya Yesus dengan kedua belas murid-Nya makan bersama (17). Di tengah suasana perjamuan makan, Yesus mengungkapkan bahwa ada salah seorang di antara mereka yang akan menyerahkan Dia (18). Suasana menjadi sedih dan satu per satu murid-murid itu mulai menyangkalnya (19). Yesus hanya memberi tanda bahwa orang itu ada di antara mereka dan begitu dekat dengan-Nya (20).

Tidak disebutkan siapa murid yang akan mengkhianati Yesus. Meski demikian, perkataan Yesus yang begitu lugas menjadi tanda bagi murid-murid bahwa ini bukanlah hal main-main. Nada kekecewaan dan kesedihan tersirat dari setiap kata yang keluar dari mulut Yesus, "celakalah orang yang membuat Anak Manusia itu diserahkan" (21). Seorang dari murid-murid yang dipanggil dan dikasihi-Nya, yang begitu dekat dengan Gurunya, akan menyerahkan Dia.

Yesus tahu betul bahwa semua itu memang harus terjadi sesuai kehendak dan rencana Allah Bapa. Ia harus menanggung semua itu. Sudah waktunya Ia menggenapi janji Allah kepada umat-Nya. Mesias harus diserahkan dan mati untuk menebus manusia yang berdosa. Ia menerima semua itu karena kasih-Nya yang begitu besar kepada kita.

Namun ironisnya, kita masih sering kali mengeluh atas ketidaknyamanan atau kesulitan yang kita alami. Padahal, pergumulan kita sebagai orang Kristen tidak akan sebanding dengan penderitaan Yesus, Tuhan dan Juru Selamat kita.

Berbagai macam hal bisa terjadi dalam hidup kita, baik hal yang menyenangkan maupun yang mengecewakan. Namun, di balik semua itu, percayalah ada rencana Allah yang indah. Sekarang sama seperti Yesus, bagian kita adalah taat dan setia. [MAR]

Share:

Jangan Berkhianat!

Markus 14:10-11 

Seorang sahabat sejatinya tidak akan berkhianat. Ia akan selalu menaruh belas kasih terhadap sahabatnya. Pernyataan ini jauh berbeda dengan bacaan kita hari ini.
Seorang murid Yesus yang bernama Yudas Iskariot mengkhianati-Nya. Yudas tahu persis bahwa imam-imam kepala sangat membenci Yesus. Ia mendatangi mereka dengan tujuan untuk menyerahkan Gurunya (10). Imam-imam kepala tentu saja menyambutnya dengan gembira. Tidak hanya itu, mereka pun menjanjikan sejumlah uang untuk diberikan kepada Yudas Iskariot (11).
Tindakan yang dilakukan oleh Yudas jelas merupakan pengkhianatan. Seorang murid yang sudah hidup bertahun-tahun bersama dengan Yesus malah tega menyerahkan-Nya. Entah karena sejumlah uang, atau karena niat untuk memamerkan kuasa Gurunya, ia rela menjual Yesus, yang sudah mengajar dan mendidik dirinya hingga seperti saat itu. Ironis memang, tetapi itulah kenyataan yang terjadi.
Hal ini mengingatkan kita bahwa kita pun berpeluang untuk mengkhianati Yesus. Demi jodoh, karir, atau harta kita bisa saja meninggalkan Tuhan Yesus. Pada masa kini, tidak sedikit orang percaya yang dibutakan oleh harta dan kenyamanan dunia, seakan-akan relasi yang terbangun bertahun-tahun dengan Tuhan Yesus tidak lagi berarti. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya pengenalan yang benar tentang pribadi Tuhan Yesus serta adanya motivasi yang salah dalam mengikut Dia.
Mari kita belajar dari kegagalan sang murid Yesus ini. Yudas gagal dalam mengenal Tuhan Yesus dengan benar. Jangan sampai kita pun gagal mengenal siapa Yesus. Dialah Guru Agung kita, Dialah juga Juru Selamat kita. Tujuan Dia menjadikan kita sebagai murid-Nya adalah untuk melakukan kehendak dan rencana Allah, bukan untuk mendapatkan kekayaan, kebanggaan, atau kenyamanan dunia.
Milikilah motivasi yang benar saat kita mengikut Yesus. Jadilah murid Yesus yang mengasihi Dia dan menghidupi teladan pelayanan-Nya. Jangan berkhianat! Setialah mengikut Tuhan sampai akhir hidup kita! [MAR]
Share:

Jangan Hitung-hitungan!

Markus 14:3-9 

Sadar atau tidak, sering kali kita hitung-hitungan dengan Tuhan. Jangankan memberi seluruh harta yang kita miliki, memberikan waktu khusus untuk-Nya saja berat rasanya. Ini berbeda sekali dengan seorang perempuan yang mengurapi Yesus.

Di rumah Simon di Betania Yesus diurapi oleh seorang perempuan dengan minyak narwastu murni (3). Beberapa orang yang melihat itu menjadi gusar, bukan karena tindakan pengurapannya, melainkan karena harga minyak narwastu yang mahal itu (4-5). Dengan dalih menolong orang miskin, mereka marah terhadap perempuan itu karena menurut mereka itu adalah pemborosan.

Yesus justru memandang bahwa apa yang dilakukan perempuan itu adalah perbuatan yang baik (6). Pada momen ini, Yesus secara tidak langsung memberitahukan apa yang akan Ia alami, yakni kematian dan penguburan-Nya, dan apa yang dilakukan perempuan itu sebagai hal penting yang bisa dilakukan selagi Yesus masih ada bersama mereka (7-8).

Apa yang dilakukan perempuan itu tentu sudah dipersiapkan dan dipikirkannya matang-matang. Pemberian minyak mahal pasti hanyalah diperuntukkan bagi orang yang sangat spesial. Bagi perempuan itu, Yesus jauh lebih berharga daripada minyak narwastu. Puji Tuhan, maksud hatinya untuk melakukan itu semua kepada Yesus telah tersampaikan.

Tindakan perempuan tersebut mengajarkan kepada kita untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan. Intinya bukan terletak pada seberapa mahal yang kita berikan, melainkan seberapa berharga Yesus di mata kita. Selain itu, kita juga diajar bahwa fokus kita dalam melakukan sesuatu untuk Tuhan adalah penilaian Tuhan sendiri, bukan orang lain. Manusia bisa saja memarahi, mencela, dan menghina apa yang kita lakukan, tetapi selama apa yang kita lakukan sesuai standar Allah, yakni firman Tuhan, kita tidak perlu khawatir.

Jangan hitung-hitungan dengan Tuhan. Berikan yang terbaik dari yang kita miliki, entah itu sumbangan, bantuan partisipasi, atau dukungan pelayanan. Persembahkanlah semuanya untuk kemuliaan nama Tuhan. [MAR]

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.