Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Cara Mengasihi Sesama

Keluaran 20:12-17

Sepuluh Hukum Allah menegaskan bahwa kasih kepada Allah harus diwujudkan dengan kasih kepada sesama manusia. Ini menunjukkan bahwa iman kita yang benar tercermin dalam hubungan baik dengan orang-orang di sekitar kita.

  1. Menghormati Orang Tua
    Hukum kelima mengingatkan kita untuk menghormati orang tua, termasuk merawat mereka saat mereka lanjut usia (Kel. 20:12; bdk. Mat. 15:3-6). Ini juga berlaku untuk semua otoritas yang Allah tetapkan dalam hidup kita, seperti pemimpin gereja, atasan, dan pemerintah (Rm. 13:1-5).

  2. Mengupayakan Perdamaian
    Hukum keenam melarang pembunuhan (Kel. 20:13). Namun, Yesus memperluas pengertian ini, dengan mengatakan bahwa kemarahan tanpa alasan juga melanggar hukum ini (Mat. 5:21-23). Kita dipanggil untuk mengupayakan perdamaian dalam setiap hubungan kita.

  3. Kesetiaan dalam Perkawinan
    Hukum ketujuh melarang perzinaan (Kel. 20:14), mengajarkan kita untuk setia kepada pasangan. Bahkan, Yesus mengingatkan bahwa keinginan yang tidak benar terhadap orang lain sudah termasuk pelanggaran hukum ini (Mat. 5:27-30).

  4. Menolong Sesama
    Hukum kedelapan bukan hanya melarang pencurian (Kel. 20:15) tetapi juga mendorong kita untuk membantu sesama yang membutuhkan. Firman Tuhan memberi banyak contoh, seperti memberi dari hasil panen kepada orang miskin (Im. 23:22) dan menolong orang yang terluka (Luk. 10:25-37).

  5. Berkata Benar
    Hukum kesembilan mengajar kita untuk tidak bersaksi dusta (Kel. 20:16). Perkataan yang melukai, termasuk gosip dan hoaks, merusak kasih terhadap sesama. Sebaliknya, kita dipanggil untuk memakai perkataan kita untuk membangun dan memberkati.

  6. Menghargai dan Mensyukuri Berkat
    Hukum kesepuluh melarang keinginan terhadap milik orang lain (Kel. 20:17). Kita diajarkan untuk menjaga hati dari iri hati dan belajar bersyukur atas berkat yang telah Tuhan berikan.

Kasih kepada sesama adalah bukti nyata kasih kita kepada Allah. Ketika kita mengasihi dengan tindakan konkret seperti yang diajarkan dalam Sepuluh Hukum, kita memuliakan Allah dan menjadi saluran berkat bagi sesama. Semoga Allah memampukan kita untuk mengasihi dengan tulus setiap hari.

Share:

Menyembah Allah Secara Benar

Keluaran 20:1-11

1. Sepuluh Hukum: Dasar Kasih dan Penyembahan yang Benar

Sepuluh Hukum adalah pernyataan kasih Allah yang mengajarkan kita untuk mengasihi Dia dan sesama dengan benar. Pentingnya hukum ini:

  • Bukan untuk memperoleh keselamatan: Hukum ini diberikan setelah Allah menyelamatkan umat Israel dari perbudakan Mesir (ayat 1-2).
  • Panduan penyembahan: Mengajarkan bagaimana umat yang telah diselamatkan dapat menyembah Allah dengan benar.

2. Penyembahan yang Berpusat pada Allah

Hukum pertama hingga keempat menunjukkan bagaimana kita harus berhubungan dengan Allah:

Hukum Pertama: Allah adalah Satu-satunya Tuhan

  • Perintah: Jangan ada ilah lain di hadapan Allah (ayat 3).
  • Makna: Penyembahan yang sejati hanya boleh diberikan kepada Allah, bukan kepada makhluk lain atau benda apa pun.

Hukum Kedua: Jangan Membuat Berhala

  • Perintah: Jangan membuat patung atau gambaran untuk disembah (ayat 4-6).
  • Makna: Cara penyembahan kepada Allah harus benar. Contoh pelanggaran ini terlihat dalam penyembahan anak lembu emas, di mana Harun mencoba memuji Allah dengan cara yang salah (Keluaran 32:4).
  • Penerapan: Penyembahan kita harus berdasarkan firman Allah, bukan keinginan atau imajinasi manusia.

Hukum Ketiga: Jangan Menyalahgunakan Nama Allah

  • Perintah: Jangan menyebut nama Allah dengan sembarangan (ayat 7).
  • Makna: Nama Allah tidak boleh digunakan untuk bersumpah palsu, nubuat palsu, atau mantra (Kisah Para Rasul 19:13-16). Sebaliknya, nama-Nya harus dimuliakan dalam perkataan dan perbuatan kita.

Hukum Keempat: Kuduskan Hari Sabat

  • Perintah: Sediakan satu hari untuk Allah (ayat 8-11).
  • Makna: Setelah bekerja selama enam hari, umat Allah dipanggil untuk beristirahat dan beribadah kepada-Nya. Ini juga mencakup memberi istirahat kepada orang-orang yang bekerja di bawah tanggung jawab kita.

3. Prinsip Dasar Penyembahan

Hukum pertama hingga keempat mengarahkan kita pada penyembahan yang:

  • Fokus pada Allah: Tidak mendua hati atau mengarahkan penyembahan kepada yang lain.
  • Dilakukan dengan benar: Menyembah sesuai dengan cara yang ditetapkan Allah, bukan cara yang kita anggap baik.
  • Dilakukan dengan hormat: Memuliakan nama Allah dalam segala aspek hidup kita.
  • Teratur dalam waktu: Memberikan waktu khusus untuk beribadah dan beristirahat, menunjukkan penghormatan kepada perintah Allah.

4. Menghidupi Penyembahan yang Benar

Sebagai umat yang mengasihi Allah:

  • Jadikan Allah sebagai pusat hidup dan penyembahan kita.
  • Taat pada firman-Nya dalam setiap tindakan dan keputusan.
  • Sediakan waktu khusus untuk beribadah kepada-Nya, sekaligus mengingatkan diri akan kasih setia-Nya.

Doa:
Tuhan, ajarlah kami untuk menyembah-Mu dengan benar, memuliakan nama-Mu dalam setiap perkataan dan tindakan kami. Berikan kami hati yang taat dan kasih yang tulus agar hidup kami memancarkan penyembahan sejati kepada-Mu. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin

Share:

Berharganya Umat di Mata TUHAN

Keluaran 19

TUHAN memilih bangsa Israel sebagai umat-Nya, menunjukkan betapa berharganya mereka di hadapan-Nya. Allah mengingatkan bagaimana Ia membebaskan mereka dari Mesir dan berjanji menjadikan mereka "milik kesayangan," "kerajaan imam," dan "bangsa yang kudus" jika mereka setia kepada-Nya (ayat 4-6).

Sebagai umat pilihan, mereka dipanggil untuk mendamaikan manusia dengan Allah dan membawa bangsa-bangsa lain mengenal TUHAN. Jika menaati hukum-Nya, mereka akan menjadi berkat bagi dunia.

Dalam Perjanjian Baru, Petrus menegaskan bahwa janji ini juga berlaku bagi kita. Sebagai umat yang ditebus dari dosa, kita dipanggil untuk hidup kudus dan menjadi saluran berkat bagi sesama. Mari syukuri kasih TUHAN dan hiduplah sesuai panggilan-Nya.

Share:

Pentingnya Delegasi dalam Kepemimpinan

Keluaran 18:13-27

1. Tantangan dalam Kepemimpinan Tanpa Delegasi

Musa, sebagai pemimpin bangsa Israel, menghadapi beban yang berat dengan mengadili perkara umat sendirian. Akibatnya:

  • Tidak efisien: Musa menghabiskan waktu seharian, sehingga tenaga dan pikirannya terkuras (ayat 13, 18).
  • Membuat umat lelah: Umat harus menunggu lama untuk perkara mereka diselesaikan.
  • Risiko burnout: Beban yang terlalu besar tanpa bantuan dapat mengakibatkan kelelahan fisik dan mental.

2. Nasihat Bijak dari Yitro

Yitro melihat situasi ini sebagai sesuatu yang tidak sehat. Ia memberikan solusi yang sederhana tetapi efektif:

  • Mendelegasikan tanggung jawab: Musa harus berbagi tugas dengan orang lain.
  • Kriteria pemimpin yang dipilih: Orang-orang yang takut akan Allah, jujur, terampil, dan membenci suap (ayat 21).
  • Efek positif: Musa dapat fokus pada perkara besar, sementara perkara kecil diselesaikan oleh orang-orang yang dipercaya (ayat 22-23).

Poin utama: Dengan berbagi tanggung jawab, pekerjaan menjadi lebih ringan dan umat merasa dilayani dengan baik.

3. Mengatasi Kesulitan dalam Mendelegasikan

Mendelegasikan tugas sering kali sulit bagi pemimpin, karena:

  • Rasa takut: Pemimpin khawatir tugas tidak dilakukan sesuai standar mereka.
  • Kurang percaya: Pemimpin merasa hanya mereka yang bisa menyelesaikan pekerjaan dengan benar.

Namun, seperti yang dilakukan Musa, kunci keberhasilan delegasi adalah memilih orang yang berkarakter baik dan kompeten. Dalam konteks gereja, Paulus memberikan standar serupa untuk memilih pemimpin jemaat (1 Timotius 3:2-7), yaitu orang yang memiliki integritas, iman, dan keterampilan.


4. Kepemimpinan dalam Gereja: Kerja Sama dan Kesatuan

Pekerjaan Allah terlalu besar untuk dilakukan oleh satu orang saja. Dalam gereja, kepemimpinan bersifat kolegial, melibatkan banyak pihak:

  • Pendeta dan Guru Injil: Memimpin dan menyampaikan firman Tuhan.
  • Majelis dan Diaken: Melayani jemaat dalam berbagai aspek praktis.
  • Seluruh jemaat: Berperan dalam pelayanan sesuai dengan karunia masing-masing.

Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja: Semua pemimpin gereja bekerja di bawah arahan dan kedaulatan-Nya, memastikan pelayanan tetap berpusat pada firman Tuhan dan memenuhi kebutuhan jemaat.

5. Doa untuk Kepemimpinan yang Baik

Delegasi yang sehat tidak hanya meringankan beban pemimpin, tetapi juga menciptakan harmoni dan kesatuan dalam komunitas. Mari kita berdoa untuk gereja kita:

  • Agar pemimpin gereja bijaksana dalam membagi tugas.
  • Agar jemaat terus mendukung kepemimpinan yang transparan dan bertanggung jawab.
  • Agar setiap pemimpin takut akan Tuhan dan melayani dengan kasih.

Doa:
Tuhan, kami bersyukur atas para pemimpin yang Engkau berikan di tengah-tengah gereja kami. Berikanlah mereka hikmat untuk mendelegasikan tugas dengan bijaksana. Kiranya melalui kerja sama yang harmonis, pekerjaan-Mu semakin berkembang dan nama-Mu dipermuliakan. Dalam nama Yesus Kristus, Sang Kepala Gereja, kami berdoa. Amin.

Share:

Makna Nama dan Pengharapan

Keluaran 18:1-12

Nama-nama dalam Alkitab sering mencerminkan pengharapan kepada Tuhan, termasuk nama anak-anak Musa yang penuh arti.

Musa menamai anak pertamanya Gersom, yang berarti "orang asing di sana," karena ia merasa menjadi pendatang, baik di Midian maupun di Mesir, tanah yang pernah ia tinggali. Nama ini juga menggambarkan status umat Israel sebagai orang asing di Mesir (Kel. 2:22). Anak keduanya, Eliezer, berarti "Allah adalah penolongku," sebagai ucapan syukur karena Tuhan telah menyelamatkan Musa dari pedang Firaun. Nama ini mencerminkan penyelamatan Tuhan atas umat Israel dari perbudakan Mesir dan pengejaran Firaun (Kel. 2:23, 10-11).

Dua nama ini mengingatkan kita bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, dan Allah selalu menyelamatkan umat-Nya dari bahaya.

Bersyukurlah! Meski kita sering merasa terasing di dunia yang penuh dosa, kita dapat tetap bersukacita karena Allah yang besar dan mahakuasa selalu menyertai kita.

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.