Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

MATA TUHAN MENGAWASI

Amsal 15:3
Closed Circuit Television (CCTV) adalah pelengkap keamanan yang digunakan oleh hampir setiap kantor, toko, rumah atau tempat-tempat publik maupun privat lainnya. Pada zaman dahulu, di setiap sudut toko ditempatkan seorang karyawan yang akan mengawasi para pembeli agar tidak ada barang yang dicuri. Namun saat ini, di sebuah supermarket besar atau mall, tidak ada banyak karyawan yang berjaga di setiap lorong penjualan barang. Sebab, di setiap sudut ruangan sudah dipasang CCTV yang akan mengawasi dan terhubung kepada sebuah layar computer yang diawasi oleh petugas keamanan. Apabila ada yang berbuat curang, orang tersebut akan ditangkap. Sistem pengawasan melalui CCTV sangat membantu untuk menangkap para pelaku kejahatan. Walau demikian, CCTV bisa dimanipulasi dengan dimatikan atau merusak kamera pengintainya. Jika teknologi masih terus berusaha untuk memampukan mata kita melihat hal-hal yang tadinya tak terlihat, mata Tuhan sudah sejak awal mampu berfungsi seperti itu malah melebihi CCTV.

Salah satu kisah tokoh Alkitab yang mencoba berbuat curang tetapi tertangkap oleh mata Tuhan adalah Gehazi, bujang Elisa. Karena ingin mendapatkan sebagian persembahan Naaman yang ditolak oleh Elisa, Gehazi berbohong. Ia berpikir bahwa Elisa tidak akan mengetahuinya. Ia lupa bahwa Tuhan maha melihat. Akhirnya, Tuhan memberitahu Elisa dan Gehazi ditegur dan dihukum atas perbuatannya. Sesungguhnya, tidak ada satupun yang luput dari pantauan Tuhan, setiap kita selalu ada dalam pantauan-Nya. Ia melihat setiap perbuatan kita sekalipun tidak ada orang yang dapat melihatnya. Setiap kebaikan dan kejahatan yang dilakukan, terekam jelas oleh mata Tuhan sekalipun kita berusaha untuk menutupinya dengan rapi. Bahkan ketajaman mata Tuhan mampu melihat hingga ke dalam hati dan pikiran manusia yang tidak terdeteksi oleh CCTV.  Karena itu, apa pun yang Anda lakukan, rencana yang ada di pikiran atau perasaan dalam hati Anda, ingatlah bahwa Tuhan sedang memandang dan akan terus memantau dari sorga. Mari kita sama-sama belajar menjaga sikap, perbuatan, pikiran, perasaan, tingkah laku dan perkataan dalam takut akan Tuhan agar hidup kita selaras dengan firman-Nya. Amin. 

REFLEKSI DIRI
1. Bagaimana tindakan Anda ketika diperhadapkan pada godaan melanggar firman-Nya di saat tidak ada orang yang melihat?
2. Apa yang harus Anda lakukan menyadari bahwa Tuhan senantiasa memperhatikan langkah kehidupan?
POKOK DOA
Bapa di Sorga, tolonglah aku agar senantiasa bertindak dengan hati-hati agar Engkau tidak mendapati aku sedang melakukan perbuatan yang melanggar firman-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.
YANG HARUS DILAKUKAN
Bertindaklah dengan benar di mana saja Anda berada sebab mata Tuhan senantiasa mengawasi.
HIKMAT HARI INI
Mata Tuhan mengawasi setiap tempat, tidak ada yang tersembunyi di hadapan-Nya.
Share:

HARAPAN ORANG BENAR

Amsal 10:28 (TB) "Harapan orang benar akan menjadi sukacita, tetapi harapan orang fasik menjadi sia-sia"
 
Harapan itu sesuatu yang dinantikan. Harapan itu biasanya membawa sukacita jika harapan itu menjai kenyataan. Harapan yang tidak menjadi kenyataan akan menjadi kekecewaan. Harapan itu perlu diperjuangkan agar menjadi kenyataan. Harapan orang benar akan membawa sukacita, tetapi harapan orang fasik akan menjadi sia-sia. Seperti apa pengharapan yang benar itu? Seperti apa pengharapan yang akan membuahkan sukacita? 

Pertama, pengharapan harus memiliki dasar. Mengapa petani mengharapkan panen? Karena petani tersebut telah menanam benih dan percaya bahwa dari benih itu bisa dihasilkan banyak hasil panen. Demikian juga setiap pengharapan kita harus mempunyai dasar, sehingga pengharapan kita bukan berdasarkan untung-untungan.

Kedua, pengharapan harus disertai dengan tindakan nyata. Petani mengharapkan panen. Itu sebabnya ia mengolah tanah dan membuatnya menjadi gembur, mengairinya dengan baik, diberi pupuk, dijaga dari hama, dsb. Petani tersebut harus lebih dulu bekerja keras sebelum harapannya menjadi kenyataan. Kita pun demikian, jika tanpa mau bekerja maka semua harapan kita hanya sekedar lamunan dan angan-angan belaka. 

Ketiga, pengharapan harus realistis. Memang Tuhan bisa melakukan banyak cara yang penuh keajaiban, namun hal tersebut hanya bersifat insidentil. Itu sebabnya seorang petani tak mungkin mengharapkan minggu depan sudah bisa panen sementara benihnya baru ditabur hari ini. Atau mengharapkan hasil 1 ton sementara yang ditabur hanya beberapa benih saja. Tanpa kewajaran, pengharapan hanya akan berujung pada kekecewaan. Salomo mengingatkan bahwa kita harus memiliki pengharapan dan mau menanti hasilnya dengan penuh kesabaran dan ketekunan, sebab jika tidak, kita tidak akan pernah melakukan satu pekerjaan dengan baik. Karena itu, teruslah berjuang agar pengharapan yang benar akan berbuah sukacita. Amin
Share:

Menjadi Orang Percaya Yang Kokoh Dalam Tuhan

“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.” Yeremia 17:7-8

Ada banyak orang membaca Yeremia 17:7-8, mereka langsung melompat pada ayat 8, dimana mereka langsung membahas akibatnya, dan bukan mencari sebabnya. Kenapa saya katakan begitu, karena mereka langsung menggambarkan atau beralegoris bahwa orang percaya harus menjadi pohon yang kokoh yang mampu bertahan pada musim kemarau dan merambatkan akar-akar ke ujung-ujung batang air serta menghasilkan buah pada musimnya. Benarkan demikian?
Bagi saya hal tersebut tidak salah, hanya kurang pas saja. Saya memberikan contoh sebuah kalimat “saya makan, maka saya kenyang”. Kenapa saya kenyang? Karena saya makan. Dari kalimat ini, kita bisa melihat ada kata sebab dan ada kata akibat. Sebabnya ada pada kata “makan” sedangkan akibatnya ada pada kata “kenyang”. Mungkin anda akan bertanya, apa hubungannya dengan ayat diatas?
Yeremia 17:7-8 juga berbicara tentang sebab – akibat. Ayat 8 berbicara akibat, sedangkan ayat 7 adalah sebabnya. Jadi untuk dapat menjadi orang percaya yang kokoh bagaikan pohon setidaknya orang tersebut memiliki dua hal yang terdapat pada ayat 7 yang merupakan sebabnya.
Berikut ini kedua hal yang menyebabkan kita dapat menjadi orang percaya yang kokoh di dalam Tuhan:

1. Mengandalkan Tuhan
Kata “mengandalkan” mempunyai kata dasar: andal, yang berarti dapat dipercaya. Jadi semacam tempat untuk bergantung apapun bentuknya. Orang tersebut tidak bisa apa-apa tanpa hal itu. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa orang percaya harus mengandalkan Tuhan. Tanpa Tuhan atau di luar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa.

2. Menaruh Pengharapan Kepada Tuhan
Kata “menaruh” mempunyai pengertian: melepas atau memberi pada sesuatu yang kita percayai. Dengan kata lain, kalau kita taruh sesuatu di suatu tempat, maka kita percaya barang tersebut tidak akan hilang.

Jadi orang percaya setidaknya sangat percaya atau amat percaya akan sesuatu yang akan datang. Pengharapan hampir sama dengan iman, bahwa percaya sekalipun belum melihat sesuatu. Karena bukan pengharapan jika hal itu sudah didapat atau sudah dilihat.
Kalau orang percaya sudah memiliki dua hal tersebut di atas, yaitu mengandalkan Tuhan dan menaruh pengharapan kepada Tuhan, barulah dapat menerima akibatnya yaitu berkat yang Tuhan sediakan bagi umatNya yang setia kepadaNya.

Orang percaya yang seperti ini ibarat pohon yang ditanam ditepi aliran air, yang tidak akan kering karena panas terik, dan tidak akan pernah berhenti menghasilkan buah. Sehingga ia menjadi orang yang kokoh di dalam Tuhan serta menjadi kuat dalam menghadapi tantangan hidup. Amin.
Share:

Perlindungan Tuhan

Mazmur 91:1-16

"sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu." (Mazmur 91:11)

Setiap orang di dunia ini, bahkan termasuk suatu negara sekalipun, membutuhkan perlindungan yang aman. Agar terlindung dari segala jenis penyakit, manusia mengadakan vaksinasi, juga minum obat dan vitamin. Agar terlindung dari pencuri, penjahat atau perampok, orang membuat pagar yang kuat di sekeliling rumahnya, atau mempekerjakan satpam. Agar terlindung dari serangan musuh, setiap negara membangun angkatan bersenjata. Contoh: Indonesia dengan TNI-nya. Agar terlindung dari kerugian besar yang tak terduga, orang melengkapi diri dengan asuransi. Intinya, di setiap aspek kehidupan, manusia sangat memerlukan perlindungan.
Apakah semua perlindungan yang dibuat manusia ini sudah dapat menjamin keselamatan, keamanan dan kenyamanan mereka secara utuh? Semua ada batasnya dan tidak ada yang sempurna. Pertanyaan: ke manakah kita harus mencari perlindungan yang aman dan sempurna? Mau tidak mau manusia harus kembali kepada Tuhan. Tetapi tidak semua orang bisa mendapatkan jaminan perlindungan Tuhan. Pemazmur menegaskan: "Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: 'Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.'"(ayat 1-2). Hanya orang-orang yang "…hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.” (ayat 14).
Melekat kepada Tuhan berarti memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan. Mengenal nama Tuhan berarti mengenal kebenaran Tuhan dan hidup dalam kebenaran-Nya. Sudahkah kita memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan? Orang yang mengenal Tuhan dengan benar akan mempercayakan hidup sepenuhnya kepada Tuhan. "Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN." (Mazmur 9:11). Di zaman yang serba modern ini tidak gampang orang mau mempercayakan hidup sepenuhnya kepada Tuhan. 
Dalam perlindungan Tuhan hidup kita akan terjaga dan terpelihara dengan aman! Amin.
Share:

PENGHARAPAN TIDAK MENGECEWAKAN

Roma 5:5 (TB) "Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita" 

Romans 5:5 (NET) "And hope does not disappoint, because the love of God has been poured out in our hearts through the Holy Spirit who was given to us" 

Pengharapan artinya: memohon, meminta, keinginan supaya sesuatu terjadi dan sesuatu itu biasanya hal yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan. Sedangkan pengharapan dalam Alkitabiah adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, dimana Yesus telah masuk sebagai perintis bagi kita, ketika Ia menurut pengertian Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya (Ibr. 6:19-20).
Pengharapan tentunya sangat dibutuhkan ketika seseorang tergeletak tak berdaya karena rumah tanggamu hancur berantakan, bisnis dan pekerjaanmu jatuh ketitik nol, kesehatanmu ambruk, masa depan sepertinya kelihatan suram, sehingga kita tidak sanggup berdiri lagi?
Menghadapi situasi seperti ini, kita harus bisa menerima kekecewaan yang terbatas, tetapi jangan pernah kehilangan harapan yang tidak terbatas. Artinya bahwa kekecewaan itu seberapa hebatnya, terbatas, tetapi harapan itu, tidak terbatas. Oleh sebab itu biarkan harapan itu berbisik dalam pikiran dan hati kita!!! Jangan bungkam bisikan itu karena masalah yg anda hadapi terlalu berat dan banyak. Dengarkan suara itu dan biarkan suara itu menghidupkan harapan kita yang hampir padam. 

Harapan adalah kata yg luar biasa. Tuliskan dalam pikiran kita selamanya. Harapan adalah kata yg memberikan pencerahan, bersinar dan gemerlap, membuat kita bisa melihat kedepan, menjadikan kita berani dan memiliki kepercayaan diri lagi dalam Tuhan.

Harapan membuat kita memiliki hari esok. Untuk bisa bertahan hidup, kita harus memiliki harapan. Harapan membuat kita mampu keluar dari situasi dan kondisi yg mengurung hidup kita.

Pengharapan di dalam Tuhan tidak pernah mengecewakan karena kasih karunia Allah telah dicurahkan bagi kita oleh Kristus Yesus, untuk itu dalam segala problema hidup, tetaplah menaruh pengharapanmu kepada Tuhan Yesus. Karena Ia sanggup.

Pengharapan memberikan daya tahan. Saat menapaki jalan panjang nan gelap pun diyakini bahwa di depan sana sebuah cahaya terang akan muncul. Oleh karena itu keterbatasan bukan sebuah alasan untuk menyerah, alih-alih menjadi pemicu untuk berbuat yang terbaik bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita.
Berdasarkan Kitab Suci kita harus memaknai bahwa pengharapan itu bukan produk awal. Dia lahir dari berbagai tekanan dan persoalan hidup. Jika kita tekun menanggungnya maka kita akan tahan uji. Jika kita sudah tahan uji maka pengharapan itu lahir. Dan pengharapan tidak pernah mengecewakan.  Oleh karena itu pengharapan itu sendiri adalah buah dari ketekunan dan kemudian menjadi tahan uji. Karena itu, teruslah berharap maka kita akan meraih harapan itu dalam kebahagiaan. Amin
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.