Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Pujian Ibadah 10 Agustus 2025

Share:

🙏 Generasi yang Tidak Percaya – atau Percaya?


"Generasi yang Tidak Percaya – atau Percaya?" mengajak kita merenungkan respons pada firman Tuhan: ragu atau setia kepada-Nya setiap waktu.

"Hai generasi yang tidak percaya dan yang sesat..."
— Lukas 9:41


🔎 Apa yang Salah dengan Generasi Ini?

Di tengah banyaknya orang yang mengikuti Yesus, ada kenyataan pahit: banyak yang menyaksikan kuasa-Nya, tetapi tidak sungguh percaya. Bahkan murid-murid yang paling dekat dengan-Nya pun gagal ketika menghadapi situasi nyata—seorang anak yang kerasukan roh jahat.

Yesus tidak menegur orang asing. Ia menegur murid-murid-Nya sendiri. Mereka yang telah mendengar ajaran-Nya, menyaksikan mujizat demi mujizat, bahkan ikut melayani… tapi saat dibutuhkan, mereka tidak mampu. Bukan karena kurang pengalaman, tapi karena kurang percaya.


🧬 Apa Arti “Generasi Tidak Percaya”?

Dalam konteks Yesus, “generasi” bukan soal tahun kelahiran atau budaya digital, tapi soal respon hati.
Mereka disebut tidak percaya bukan karena tidak tahu, tapi karena tahu namun tidak berserah.
Mereka disebut sesat, karena mereka mengikuti Yesus hanya sejauh pengetahuan, bukan dalam ketaatan dan kebergantungan.

Bukankah itu juga menjadi cermin bagi kita hari ini?


❓Refleksi: Di Mana Kita Berdiri?

  • Apakah kita sedang menjadi bagian dari generasi yang kagum tapi tidak percaya?

  • Apakah kita menyebut diri pengikut Kristus, tetapi tak pernah sungguh berharap dan bersandar penuh pada-Nya?

  • Ketika berhadapan dengan masalah nyata, apakah kita langsung berseru kepada Tuhan, atau sibuk panik mencari cara sendiri?


⚡ Kuasa-Nya Belum Berhenti

Yesus menghardik roh jahat itu dan menyembuhkan sang anak.
Tindakan itu menunjukkan bahwa Tuhan tidak tinggal diam ketika manusia menderita dan kehilangan arah. Ia hadir. Ia bertindak. Dan Ia masih bekerja hari ini melalui kita yang percaya.

Percaya kepada-Nya bukan hanya soal keyakinan pribadi, tapi tentang membawa terang, pengharapan, dan kasih kepada dunia yang terluka.


🌱 Marilah Menjadi Generasi yang Percaya

Kita dipanggil untuk menjadi generasi yang percaya dan mengandalkan kuasa-Nya—bukan sekadar tahu tentang Tuhan, tetapi hidup di dalam Dia.

➡ Jadilah orang yang bukan hanya mendengar firman, tetapi juga melakukannya.
➡ Jangan tunggu untuk "lebih kuat" atau "lebih siap". Percayalah sekarang, dan Tuhan akan memperlengkapi.
➡ Berani bertindak—melayani, mengasihi, dan menolong—karena Tuhan Yesus hidup dan bekerja melalui kita.


🙏 Doa Penutup

Tuhan Yesus, ampunilah kami bila sering kali kami tahu tentang-Mu, tapi tidak sungguh percaya pada-Mu.
Kami ingin menjadi generasi yang hidup dalam iman, yang tidak hanya bicara tentang kasih, tapi juga mewujudkannya.
Tolong kami untuk menjadi terang di tengah dunia yang gelap, menjadi tangan kasih-Mu bagi mereka yang menderita.
Dan dalam nama-Mu, kami percaya ada kuasa, ada pengharapan, dan ada mujizat yang nyata. Amin.




Share:

⛰️ Di Atas Gunung

 
"Di Atas Gunung" menggambarkan perjumpaan ilahi, di mana firman Tuhan dinyatakan dan iman dikuatkan dalam keheningan dan penyembahan yang kudus.
📖 Lukas 9:28–36 – Transfigurasi Yesus

“Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.”
— Lukas 9:35


🔭 Apa yang Terjadi di Atas Gunung?

Yesus mengajak Petrus, Yohanes, dan Yakobus naik ke gunung. Bukan untuk melihat pemandangan. Bukan pula karena doa lebih sakral jika dilakukan di dataran tinggi. Di Alkitab, gunung sering kali menjadi tempat Allah menyatakan diri-Nya—seperti kepada Musa di Gunung Sinai, dan kepada Elia di Gunung Horeb.

Di atas gunung yang tidak disebutkan namanya ini, Yesus berubah rupa, wajah-Nya bersinar, jubah-Nya berkilau. Dua tokoh besar muncul: Musa dan Elia — simbol hukum dan para nabi. Mereka berbicara tentang penderitaan dan penggenapan misi Yesus di Yerusalem. Ini bukan sekadar pengalaman supranatural, tapi peneguhan akan siapa Yesus sebenarnya: Anak Allah yang mulia.


🛑 Ketika Kita Ingin “Berdiam di Sana”

Melihat semua keagungan itu, Petrus berkata: “Tuhan, mari kita dirikan tiga kemah...”
Respons itu manusiawi. Siapa yang tidak ingin tetap tinggal di tempat kemuliaan? Tapi Tuhan Yesus tidak tinggal di gunung. Ia tetap harus turun, menuju salib, menuju penderitaan.

Itulah pesan besar di balik pengalaman ini:

Kemuliaan sejati Yesus tidak hanya tampak dalam terang gunung, tetapi juga dalam kegelapan Golgota.

Kita juga kadang ingin berlama-lama di tempat nyaman dan ilahi—di gunung. Tapi iman yang sejati tidak berhenti di pengalaman rohani, melainkan bergerak ke bawah, ke dunia nyata, untuk hidup dalam ketaatan dan kasih, bahkan dalam penderitaan.


👂 Dengarkanlah Dia

Ketika awan menyelimuti gunung, terdengar suara dari surga:

“Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia!”

Ini adalah inti dari pengalaman di gunung: Allah memerintahkan kita untuk mendengarkan Yesus.

  • Bukan hanya terpesona oleh cahaya-Nya

  • Bukan sekadar merasa dekat saat ibadah

  • Tapi sungguh-sungguh hidup dalam firman dan kehendak-Nya setiap hari


🔥 Refleksi Pribadi

  • Apakah aku hanya ingin "tinggal di gunung", ataukah aku siap "turun ke dunia", melayani dan memikul salib?

  • Apakah aku sungguh mendengarkan dan menaati Yesus dalam hidup sehari-hari?

  • Di manakah aku melihat kemuliaan Allah hari ini — bukan di tempat tinggi, tapi dalam firman dan tindakan kasih?


🙏 Doa Pagi (Versi Disadur dan Reflektif)

Terpujilah Engkau, ya Bapa yang di surga.
Pagi ini aku bersyukur atas perlindungan dan pertolongan-Mu sepanjang malam.
Aku berserah dan memohon berkat-Mu bagi setiap saudara-saudariku hari ini:

✨ Berkat kesehatan, damai sejahtera, dan sukacita
🏡 Berkat bagi rumah tangga, anak-cucu, dan keluarga
💼 Berkat atas pekerjaan, pelayanan, usaha, studi, ladang, pelanggan, dan kantor
🫱 Berkat untuk relasi, pasangan, dan masa depan

Tuhan, kiranya berkat-Mu mengalir limpah dalam hidup kami semua.
Tambahkan hikmat-Mu dalam pertambahan usia kami, teguhkan kami dalam iman, kuatkan dalam proses, dan tuntun kami dalam setiap langkah menuju kehendak-Mu.
Dalam nama Tuhan Yesus, kami mohon dan percaya. Amin.

Share:

👑 Melihat Kerajaan Allah

 

📖 Lukas 9:22–27 – Jalan Salib dan Kemuliaan

“Sesungguhnya ada di antara orang yang berdiri di sini yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah.”
— Lukas 9:27


👀 Apakah Kerajaan Allah Bisa Dilihat?

Ketika mendengar kata "kerajaan", kita membayangkan tempat megah, penuh kuasa, dengan batas wilayah yang jelas. Tapi Yesus berbicara tentang Kerajaan Allah — kerajaan yang tak kasat mata, tetapi nyata dan hadir dalam kuasa kasih dan kebenaran-Nya.

Kerajaan Allah bukan sekadar tempat, melainkan kehadiran Allah sendiri di tengah dunia:

  • Saat yang sakit disembuhkan

  • Saat yang putus asa menerima harapan

  • Saat Injil diberitakan dengan kuasa

Semua itu adalah tanda nyata bahwa Kerajaan Allah sedang bekerja di dunia ini — bahkan, dalam hidup kita hari ini.


✝ Jalan Menuju Kerajaan: Salib

Yesus membuka rahasia besar: jalan menuju Kerajaan Allah bukanlah jalan mulus, tapi jalan salib. Ia berkata,

“Setiap orang yang mau mengikut Aku, harus menyangkal diri, memikul salib setiap hari, dan mengikut Aku.”

Salib yang dahulu identik dengan kematian, kini menjadi simbol kemenangan dan kasih Allah. Lewat jalan salib, Yesus menunjukkan bahwa penderitaan bukan akhir cerita, tetapi awal dari kemuliaan.

Inilah paradoks iman kita: kehilangan hidup demi Kristus, justru membawa kita pada kehidupan sejati.


🔥 Siapa yang Melihat Kerajaan Allah?

Yesus menjanjikan bahwa beberapa orang yang hadir saat itu akan melihat Kerajaan Allah sebelum mati. Siapakah mereka?
Merekalah yang:
✅ Menyaksikan kebangkitan-Nya
✅ Melihat-Nya dalam perjamuan roti
✅ Dipenuhi Roh Kudus di hari Pentakosta
✅ Diutus untuk memberitakan Injil ke ujung dunia

Kabar baiknya — kita pun termasuk di antaranya!
Setiap kali kita melihat kasih yang bekerja, pengampunan yang diberikan, dan hidup yang diubah, kita sebenarnya melihat Kerajaan Allah yang hidup dan bekerja di tengah kita.


❤️ Refleksi Pribadi

  • Di manakah aku melihat tanda-tanda Kerajaan Allah dalam hidupku hari ini?

  • Apakah aku sedang memikul salibku, atau menghindarinya?

  • Siapkah aku menjadi saksi dari Kerajaan Allah yang penuh kasih dan kuasa?


🙏 Doa

Tuhan, ajar aku melihat Kerajaan-Mu bukan hanya di masa depan, tapi di tengah hidupku hari ini. Mampukan aku untuk memikul salib dan mengikut-Mu setiap hari, agar hidupku menjadi kesaksian bagi dunia tentang kasih dan kuasa-Mu. Amin.

Share:

👑 Sang Ratu Adil

 

📖 Lukas 9:18–22 – Pengakuan Petrus dan Jalan Salib Sang Mesias

“Engkau adalah Mesias dari Allah.”
— Lukas 9:20

✨ Siapakah Sang Ratu Adil?

Dalam budaya Jawa, Ratu Adil dikenal sebagai sosok penyelamat — pemimpin sejati yang membawa keadilan dan kedamaian. Dalam sejarah kekristenan di tanah Jawa, tokoh seperti Kiai Sadrach memperkenalkan Yesus Kristus sebagai Sang Ratu Adil — bukan sekadar tokoh mitologis, tetapi Mesias sejati dari Allah.

Tapi Yesus bukan Mesias seperti yang banyak orang harapkan. Dia bukan pemimpin politik yang datang dengan kekuatan militer. Dia adalah Raja yang rela menderita, disalibkan, dan bangkit untuk menyelamatkan umat manusia. Itulah kerajaan Allah: bukan kekuasaan duniawi, tapi kekuatan kasih yang menyelamatkan.

🔄 Kerajaan yang Sungsang

Yesus memperingatkan para murid agar tidak menyebarkan pengakuan tentang Mesias secara sembarangan. Mengapa? Karena banyak yang salah paham — mereka ingin menjadikan Mesias sebagai pemimpin revolusi politik. Tapi jalan Yesus berbeda: Ia memilih salib, penderitaan, dan kasih sebagai jalan kemenangan.

Ini seperti membalik cara pandang dunia:

  • Penderitaan jadi jalan kemenangan.

  • Penolakan justru menguatkan.

  • Salib menjadi lambang kasih yang sempurna.

Inilah “kerajaan yang sungsang” — yang menantang logika dunia, tapi membuka jalan menuju kehidupan yang kekal.

❤️ Refleksi Pribadi

  • Apakah aku mencari Yesus karena kuasa dan kemenangan duniawi, atau karena kasih dan kebenaran-Nya?

  • Di tengah penderitaan hidup, mampukah aku melihat salib sebagai jalan menuju kebangkitan?

  • Bagaimana aku bisa mewujudkan semangat Sang Ratu Adil — memperjuangkan keadilan, kasih, dan pengharapan dalam dunia yang gelap?

🙏 Doa

Tuhan Yesus, Engkau adalah Sang Ratu Adil, Mesias sejati yang datang bukan dengan pedang, tapi dengan kasih. Ajarilah aku untuk melihat salib bukan sebagai akhir, tapi sebagai jalan menuju kebangkitan. Mampukan aku meneladani jalan-Mu dalam kehidupan sehari-hari. Amin.

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.