Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Bukan Sekadar Aksesori

📖 Bilangan 15:37–41

Allah memerintahkan umat Israel untuk membuat jumbai-jumbai di ujung pakaian mereka—bukan sekadar hiasan, melainkan tanda visual yang membawa makna mendalam.

“…supaya kamu melihatnya dan mengingat segala perintah TUHAN, serta melakukannya…” (Bil. 15:39)


🎗️ Tanda yang Mengingatkan

  • Benang ungu kebiru-biruan pada jumbai sama seperti warna di Kemah Suci dan pakaian imam—menunjukkan kekudusan (Kel. 26 & 28).

  • Jumbai adalah pengingat identitas, bahwa mereka adalah umat kudus, milik Allah, yang dipanggil untuk hidup dalam ketaatan (Kel. 19:6).

  • Ini juga peringatan untuk tidak mengikuti hati dan mata sendiri yang bisa menyesatkan (lih. pengumpul kayu pada hari Sabat & pengintai yang tidak percaya).


✝️ Makna Salib di Zaman Sekarang

Hari ini, kita mungkin memakai tanda kekristenan seperti salib—di kalung, gelang, bahkan tato. Tapi yang Allah kehendaki bukan sekadar simbol luar, melainkan makna yang dihayati.

Salib mengingatkan kita akan:

  • Kasih Allah dalam pengorbanan Kristus

  • Identitas baru sebagai umat Kerajaan Allah

  • Panggilan untuk meninggalkan dosa dan hidup taat

“Setiap kali kita melihat salib, seharusnya hati kita tersentak dan tertunduk—karena salib adalah lambang kasih, pengampunan, dan kehidupan baru.”


🙏 Doa Pagi

Bapa di surga,
Terima kasih atas firman-Mu yang mengajar kami hidup dalam ketaatan dan kekudusan.
Ajarkan kami untuk tidak mengikuti keinginan hati dan mata, tetapi tetap berpegang pada firman-Mu.
Berkatilah kami hari ini—jemaat-Mu, keluarga kami, usaha dan pekerjaan kami.
Biarlah kami hidup seturut kehendak-Mu, menjadi terang dan garam di tengah dunia.
Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.
Tuhan Yesus memberkati!

Share:

Konsekuensi atas Ketidaktaatan


📖 Bilangan 15:32–36

Allah tidak main-main dengan perintah-Nya. Kisah tentang seseorang yang mengumpulkan kayu api pada hari Sabat menegaskan hal itu. Padahal, hukum tentang menjaga hari Sabat telah berulang kali disampaikan Allah kepada umat-Nya (Kel. 20:8–11; 31:12–17; Im. 23:3).

Orang itu sengaja melanggar — ia tahu perintahnya, tapi tetap melakukan pekerjaan. Itu bukan sekadar kesalahan, melainkan pemberontakan terhadap firman Allah.

“Orang itu harus dihukum mati; seluruh umat harus melontari dia dengan batu di luar perkemahan.” (Bil. 15:35)

⚖️ Allah Serius soal Ketaatan

Hukuman ini keras, tapi bukan tanpa alasan. Ini adalah konsekuensi dari:

  • Dosa yang disengaja

  • Sikap menghina otoritas dan kekudusan Allah

  • Hati yang keras dan memberontak

Allah memberi hukum bukan untuk membebani, melainkan untuk menjaga umat agar hidup dalam persekutuan dengan-Nya. Ketika hukum diabaikan, relasi dengan Allah rusak.

❤️ Ketaatan = Penghormatan kepada Allah

Hari ini, kita tidak lagi hidup di bawah hukum Taurat yang mengatur Sabat secara harfiah. Namun prinsipnya tetap:
Allah menghendaki hati yang taat. Ketika kita memilih untuk taat, itu berarti kita:

  • Menghormati Tuhan lebih dari kepentingan pribadi

  • Menempatkan firman Tuhan sebagai pedoman hidup

  • Menjaga relasi yang benar dengan Allah

“Ketaatan lebih baik daripada korban sembelihan...”
(1 Samuel 15:22)
“Pembangkangan adalah seperti dosa bertenung; kedegilan adalah seperti menyembah berhala.”
(1 Samuel 15:23)

🙏 Doa Pagi

Bapa di surga, terima kasih atas firman-Mu yang mengajar kami arti pentingnya ketaatan.
Tolong kami untuk tidak keras hati, melainkan lembut mendengar dan setia melakukan perintah-Mu.
Berkatilah seluruh jemaat-Mu hari ini:
Kesehatan bagi tubuh, sukacita dalam hati, dan damai dalam rumah tangga.
Limpahkan berkat atas pekerjaan, studi, usaha, pelayanan, dan keluarga kami.
Dalam nama Tuhan Yesus, kami mohon hikmat, perlindungan, dan tuntunan-Mu.
Amin. Tuhan Yesus memberkati!

Share:

Merespons Anugerah Allah

 

📖 Bilangan 15:22–31

Allah menunjukkan perbedaan yang jelas antara dosa yang dilakukan tanpa sengaja dan dosa yang dilakukan dengan sengaja. Bagi mereka yang berbuat dosa tanpa sengaja, Allah menyediakan jalan pengampunan melalui persembahan kurban dan pendamaian oleh imam (ay. 25–28). Namun, untuk yang berdosa dengan sengaja — menentang Allah secara sadar — tidak ada pengampunan. Mereka telah menghina Tuhan (ay. 30–31).

📌 Kata “dengan sengaja” (Ibrani: rum) berarti meninggikan diri melampaui otoritas Allah — sikap kesombongan dan pemberontakan.


💝 Kurban: Sarana Anugerah, Bukan Alasan Dosa

Kurban adalah anugerah dan kasih Allah bagi manusia berdosa. Namun, bukan untuk membenarkan atau mempermainkan dosa. Dalam Perjanjian Baru, Yesus Kristus menjadi kurban sejati (Rm. 3:25), mendamaikan kita dengan Allah. Melalui pengorbanan-Nya, kita menerima pengampunan dan pemulihan (Ef. 1:7; Kol. 1:14).

❗ Namun ingat:

"Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu..."
(Ibrani 10:26–30)


🛐 Respons yang Benar

Anugerah Allah mengundang kita bukan hanya untuk bersyukur, tapi juga untuk hidup menghormati Allah. Tanda syukur yang sejati adalah berhenti berbuat dosa, hidup dalam ketaatan dan ketulusan.


🙏 Doa Pagi

Terpujilah Bapa di surga, pagi ini aku bersyukur atas pertolongan-Mu sepanjang malam.
Aku mohonkan berkat-Mu bagi Bapak, Ibu, saudara-saudari seiman dan jemaat-Mu.
Kiranya berkat kesehatan, sukacita, dan damai sejahtera mengalir dalam kehidupan kami.
Berkati rumah tangga, anak-cucu, pekerjaan, usaha, studi, pelayanan, dan seluruh aspek hidup kami.
Dalam nama Tuhan Yesus, biarlah berkat-Mu terus melimpah. Tambahkan hikmat dan kekuatan,
agar kami terus setia, bertumbuh, dan berhasil dalam pimpinan-Mu.
Amin. Tuhan Yesus memberkati!

Share:

Jangan Tunda

 

📖 Bilangan 15:1–21

Setelah mengampuni umat Israel, Allah kembali menyampaikan ketetapan-Nya kepada Musa. Kali ini, ketetapan tentang persembahan yang harus diberikan umat ketika mereka masuk ke Tanah Perjanjian. Selain hewan, Allah menetapkan supaya umat mempersembahkan tepung, minyak, dan anggur (ay. 4–10). Bahkan buah pertama pun harus dipersembahkan dalam bentuk olahan (ay. 17–21). Ini belum pernah diatur sebelumnya (bdk. Im. 1–7, 19:24–25).

Selama di padang gurun, umat hanya memiliki hewan untuk dipersembahkan. Namun, di tanah yang baru, mereka akan menikmati hasil bumi. Oleh karena itu, Allah menyesuaikan persembahan dengan apa yang mereka miliki. Tujuannya tetap sama: menjadi bau yang menyenangkan bagi TUHAN (ay. 3, 10, 14).

🔴 Persembahan: Total dan Sekarang

Aturan ini menegaskan bahwa:

  1. Allah pasti akan membawa umat-Nya ke Tanah Perjanjian (ay. 2, 18).

  2. Semua berkat yang akan mereka nikmati adalah milik Allah yang patut dipersembahkan kembali kepada-Nya.

Persembahan bukan hanya tentang jumlah, melainkan tentang ketulusan dan waktu. Allah ingin umat-Nya mempersembahkan apa yang mereka miliki sekarang, dengan sukacita dan kerelaan hati (bdk. 2Kor. 8:12). Sayangnya, banyak orang menunda memberi. "Nanti saja," begitu alasannya — nanti saat sudah mapan, nanti saat ada lebih, nanti saat semua beban selesai. Namun, menunda memberi sama dengan menunda menempatkan Allah sebagai yang utama dalam hidup kita.

📿 Doa Pagi

Terpujilah Bapa yang di surga, pagi ini aku bersyukur atas pertolongan-Mu sepanjang malam.
Pagi ini aku mohonkan berkat bagi Bapak, Ibu, saudara-saudariku, dan seluruh jemaat.
Kiranya berkat kesehatan, sukacita, dan damai sejahtera mengalir dalam kehidupan kami.
Diberkatilah rumah tangga, anak-anak, cucu-cucu, pekerjaan, sawah dan ladang, perusahaan, studi, toko, kantor, pelanggan, pelayanan, dan gereja kami.
Juga majikan, calon pendamping, serta seluruh rencana-rencana kami.
Dalam nama Tuhan Yesus, biarlah berkat-Mu mengalir melimpah.
Tambahkan hikmat, kekuatan, dan terobosan baru agar kami sukses di dalam pimpinan-Mu.
Jadilah seturut kehendak-Mu.
Amin! Tuhan Yesus memberkati.

Share:

Pujian Ibadah Minggu 11 Mei 2025

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.