Ibrani 12:18–29
"Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak terguncangkan, marilah kita mengucap syukur..."
(Ibrani 12:28)
🌋 Gunung Sinai vs. Gunung Sion
Penulis Ibrani membandingkan dua gunung:
-
Gunung Sinai = ketakutan, api, suara menggetarkan (ay. 18–21)
-
Gunung Sion = sukacita surgawi, kasih karunia, dan Yesus sebagai pengantara (ay. 22–24)
Di Sinai, hukum Taurat mengungkap dosa dan menghasilkan ketakutan.
Namun di Sion, Yesus menghadirkan pengampunan dan persekutuan surgawi.
⛓️ Hukum vs. Kasih Karunia
Kehidupan di bawah Hukum Taurat penuh batas dan penghakiman. Tapi melalui perjanjian baru, kita:
-
Diberi akses kepada Allah
-
Diterima dalam komunitas surgawi
-
Dipanggil untuk hidup dalam pengharapan dan penyembahan sejati
Namun, kasih karunia ini bukan untuk disepelekan. Kita tetap diajak menghormati Allah yang kudus, sebab Dia juga adalah api yang menghanguskan (ay. 29).
🏰 Kerajaan yang Tak Terguncangkan
Dalam dunia yang terus berubah dan sering mengguncangkan iman kita, hanya Kerajaan Allah yang tidak terguncangkan. Kita menerima kerajaan ini bukan karena layak, tetapi karena kasih karunia-Nya.
Pertanyaannya:
-
Apakah aku masih memberi tempat utama bagi Allah dalam hidupku?
-
Apakah aku hidup dengan sikap syukur dan hormat kepada-Nya?
-
Ataukah aku mulai goyah dan tak lagi setia?
🙌 Respon Kita: Ibadah Sejati
"Marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya..."
(ay. 28)
Ibadah bukan sekadar rutinitas mingguan, tetapi:
-
Sikap hati yang hormat dan takut akan Tuhan
-
Hidup yang menghasilkan buah bagi kerajaan-Nya
-
Pelayanan yang dilakukan dengan penuh sukacita dan kesetiaan
🙏 Doa
Tuhan, Engkaulah Raja yang kekal.
Terima kasih untuk kasih karunia-Mu yang mengundangku masuk ke dalam kerajaan-Mu yang tak terguncangkan.
Ajarku untuk hidup dengan hormat dan syukur,
untuk tetap setia dalam ibadah dan pelayanan,
dan untuk berdiri teguh saat dunia mengguncang.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar