Bilangan 20:14-21
Tidak semua jalan menuju tujuan itu mulus. Kadang, jalan yang paling dekat justru tertutup. Itulah yang dialami bangsa Israel. Mereka tidak meminta banyak — hanya ingin lewat. Mereka bahkan bersedia membayar jika sampai meminum air dari tanah Edom. Tapi permintaan itu ditolak. Bukan hanya ditolak, mereka bahkan diancam akan diserang.
Apa respons Israel? Bukan kemarahan. Bukan peperangan. Tapi mengalah. Mereka memilih berputar arah, menempuh jalan yang lebih panjang, lebih melelahkan, lebih berat — demi satu hal: menggenapi tujuan Tuhan.
📖 Refleksi Bagi Kita
Di zaman sekarang, kita juga sering dihadapkan dengan penolakan, bahkan dari orang yang seharusnya “saudara.” Mungkin dalam pelayanan, dalam membangun komunitas, atau ketika gereja ingin hadir di tengah masyarakat.
Penolakan itu menyakitkan. Tapi respons kita sangat menentukan:
Apakah kita membalas dengan kekerasan? Atau tetap sabar dan berjalan dalam damai?
Kadang, mengalah bukan berarti kalah, tetapi tanda bahwa kita mengerti jalan Tuhan lebih penting daripada harga diri.
💡 Hikmat Praktis
-
Mengalah bukan berarti menyerah — tetapi memberi ruang bagi Tuhan bekerja.
-
Mengalah bukan lemah — justru butuh kekuatan untuk tetap sabar dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
-
Mengalah bukan kehilangan arah — justru itu jalan memutar yang Tuhan pakai untuk membentuk hati kita.
🙏 Doa Renungan
Tuhan, ajar aku untuk tidak mudah terbakar oleh penolakan atau emosi.
Tuntun aku untuk tetap sabar dan bijaksana ketika jalanku tertutup.
Kiranya aku tidak menyerah, tapi juga tidak melawan dengan cara dunia.
Biarlah aku belajar seni mengalah agar rencana-Mu digenapi dalam hidupku.
Dalam nama Yesus. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar